Jumat 15 Nov 2019 20:46 WIB

Rp 1,7 Triliun Dialokasikan untuk Pengembangan Labuan Bajo

Labuan bajo menjadi destinasi pariwisata super prioritas.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nora Azizah
Perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, LABUAN BAJO -- Pemerintah pusat mengucurkan anggaran sebesar Rp 1,7 triliun pada tahun depan untuk pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas. Jumlah tersebut naik 10,4 persen dibandingkan anggaran tahun lalu, yakni Rp 1,54 triliun.

Kepala Badan Otoritas Labuan Bajo dan Flores (BOLBF) Shana Fatina menuturkan, kenaikan tersebut menunjukkan dukungan yang luar biasa dari pemerintah pusat. "Dampaknya pasti akan lebih besar lagi," ujarnya dalam acara media gathering di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat (15/11).

Baca Juga

Seluruh anggaran tersebut disalurkan melalui lima kementerian. Di antaranya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp 979,3 miliar. Anggaran itu dikucurkan termasuk untuk peningkatan Jalan Kawasan Pariwisata Waecicu (Kabupaten Manggarai Barat) dan penataan Kawasan Puncak Waringin (Kabupaten Manggarai Barat).

Sebanyak Rp 435,04 miliar dikeluarkan melalui Kementerian Perhubungan yang ditujukan termasuk untuk subsidi operasional angkutan antarmoda. Selain itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan anggaran Rp 244,74 miliar. "Termasuk untuk pengembangan promosi," kata Shana.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) juga ikut menyalurkan dana dengan anggaran masing-masing Rp 21,72 miliar dan Rp 29,23 miliar.

Dengan anggaran tersebut, Shana mengatakan, pihaknya akan fokus terhadap pembangunan infrastruktur. "Kita lihat, pengembangan Labuan Bajo ini punya tantangan infrastruktur yang tinggi sehingga segmen pasar kita betul-betul spesifik," tuturnya.

Tantangan lain yang disebutkan Shana adalah mengajak wisatawan untuk datang kembali lagi ke Labuan Bajo. Sebab, selama ini, kebanyakan pelancong hanya ingin datang sekali atau dua kali berwisata ke sana untuk tujuan snorkeling, diving ataupun sailing.

Shana menuturkan, upaya yang akan dilakukan adalah mengembangkan wisata tematik. Misalnya untuk honeymoon maupun berwisata sambil mengendarai motor gede (moge). "Rencananya akan kami perkenalkan pada tahun depan," katanya.

Tema yang juga akan diusungkan adalah wisata religi. Pasalnya, sebanyak 70 persen dari kawasan Flores merupakan orang Katolik. Shana mengatakan, daerah itu kini juga sudah dikenal  sebagai Vatikan-nya Indonesia.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nusa Tenggara Timur (DJPb NTT) Kementerian Keuangan Lidya Kurniawati mengatakan, tantangan lain dalam pengelolaan Labuan Bajo adalah pengelolaan destinasi wisata yang belum merata. "Banyak wisata yang potensial tapi belum dikelola baik," ujarnya.

Dampak dari ketidakmerataan itu, Lidya mengatakan, tidak mudah bagi wisatawan untuk menuju destinasi potensial dan cantik. Hasilnya, mereka harus mengeluarkan biaya yang tinggi.

Lidya memastikan, pemerintah terus melakukan perbaikan. Misalnya, menambah penerbangan langsung dari Jakarta ke Labuan Bajo. "Gimana caranya sarana dan prasarana untuk menuju proyek prioritas tadi diperbaiki lebih dahulu dan nanti biayanya mungkin akan lebih rendah lagi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement