Jumat 15 Nov 2019 20:14 WIB

MRT Targetkan 100 Ribu Penumpang per Hari Tahun Depan

Saat ini, MRT menampung 90.000 penumpang per hari.

Warga menaiki MRT
Foto: Republika/Prayogi
Warga menaiki MRT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta menargetkan bisa mengangkut sebanyak 100.000 penumpang per hari. Berdasarkan data, saat ini MRT bisa mengangkut 90.000 penumpang per hari atau melampaui target 65.000 penumpang per hari.

“Kita Insya Allah tahun depan ridership 100.000 penumpang per hari,” kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi dalam diskusi yang bertajuk “Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta” di Depo MRT Lebak Bulus, Jakarta, Jumat (15/11).

Baca Juga

Effendi mengaku optimistis pihaknya bisa mencapai target tersebut untuk menaikkan 100.000 penumpang tahun depan. Menurutnya, kendala untuk target tersebut tidak banyak.

Saat ini, pihak MRT melakukan promosi dan kerja sama dengan beberapa pihak agar menarik penumpang untuk naik MRT. Dia menyebutkan kapasitas maksimal kereta Ratangga Moda Raya Terpadu itu, yakni 173.000 penumpang per hari, namun pihaknya mengaku sulit apabila tidak didukung oleh pemerintah.

“Kalau untuk mencapai ke 150.000-an, itu agak susah butuh campur tangan regulasi karena memindahkan orang dari kendaraan pribadi ke transportasi massal itu enggak mudah,” katanya.

Effendi mengatakan, pihaknya telah melakukan studi dengan Malaysia. Saat ini, operator Malaysia kesulitan untuk mengajak lebih banyak orang ke kereta sejenis MRT apabila tidak dibantu pemerintah.

“Kami benchmark ke beberapa negara, mereka menyampaikan tanpa campur tangan pemerintah enggak jalan. Contoh di Malaysia, dua tahun mencoba berbagai macam program, dia habiskan waktu biaya, naiknya enggak nendang, dari situ kita sampaikan kepada pemerintah dengan dinas terkait, ini juga program bersama, di antaranya mengurangi kemacetan dan polusi,” katanya.

Usulan yang diajukan, di antaranya ketersediaan park and ride. Kemudian penyesuaian tarif parkir di simpul-simpul transportasi umum, serta pembangunan trotar yang lebih laik.

“Ini sangat membantu karena orang nanti malas (naik kendaraan pribadi), untuk apa macet dan tarif parkirnya juga mahal,” katanya.

Berdasarkan data yang diperoleh MRT, 80 persen polusi disumbang dari asap kendaraan bermotor. Sementara warga Jakarta yang menggunakan kendaraan pribadi sebanyak 76 persen. Namun, prosentase warga yang menggunakan kendaraan umum hanya 24 persen.

Hanya 16 persen kendaraan umum yang bisa diakses dalam jarak stu kilometer dan Jakarta menempati kota termacet ketiga di dunia. Pertumbuhan jalan yang hanya 0,01 persen tidak berimbang dengan pertumbuhan rata-rata 8,75 persen. Kondisi tersebut menyebabkan kerugian secara finansial senilai Rp65 triliun per tahunnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement