Kamis 14 Nov 2019 21:31 WIB

Jabar Gelar Riksa Budaya untuk Perkuat Kearifan Lokal

Berbagai kreasi menyuarakan keindahan kebersamaan yang didasari budaya yang Someah.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Riksa Budaya di Kampung Budaya Sindang Barang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Kamis (14/11).
Foto: Foto: Istimewa
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Riksa Budaya di Kampung Budaya Sindang Barang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Kamis (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat kembali menggelar Riksa Budaya di Kampung Budaya Sindang Barang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Kamis (14/11). Kali ini, acara tahunan ini mengusung tema 'Someah'.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dedi Taufik, riksa budaya tahun ini sekaligus momentum deklarasi 'Jabar Someah'. Secara filosofis, Someah merupakan sikap budaya yang sudah melekat pada identitas masyarakat Jawa Barat yang ramah, santun dan lemah lembut.

Someah, kata dia, merupakan sikap budaya yang akan menjadi kekuatan nilai budaya dalam mendukung tagline pariwisata Jawa Barat “Smiling West Java”. Apalagi pariwisata menjadi sektor yang mengutamakan pada keramahan (hospitality) dalam konsep pelayanan kepariwisataan. 

"Acara ini diharapkan mampu menjadi media yang menyentuh setiap pribadi masyarakat Jawa Barat  untuk mampu menyadari dan menguatkan kembali nilai budaya yang direpresentasikan dalam kehidupan sehari-hari," ujar Dedi kepada wartawan.

Dedi menjelaskan, rangkaian event tersebut antara lain talk show interaktif yang dikemas dalam pertunjukan wayang golek. Ada juga penampilan kemasan seni tradisi seperti longser milenial, tanjidor, topeng blantek, gondangan, reog, jaipong, dan rampak kendang. Selain itu, ada pula pertunjukan baronsay, kaulinan lembur dan berbagai permainan interaktif.

Acara ini juga, kata dia, turut mempertontonkan tarian kreasi khusus karya seniman lokal berjudul "Utamana Jalma Kudu Rea Batur" serta tarian "Pupuh Pucung" berbagai kreasi menyuarakan keindahan kebersamaan yang didasari nilai dan laku budaya yang Someah. 

Sementara menurut penggagas acara, Aat Suratinn, nilai-nilai Someah perlu kembali diangkat mengingat telah berkembangnya kesadaran kolektif terhadap pudarnya tanda peradaban suatu kaum. Menurutnya, aspek perubahan sosial ini perlu disikapi dan disesuaikan dengan pengaruh yang timbul disertai upaya mempertahankan budaya dengan memahami nilai kearifan lokal. 

"Penyelenggaraan peristiwa budaya dapat menjadi semacam 'Check Point' perkembangan laku budaya masyarakat Jawa Barat," kata Aat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement