REPUBLIKA.CO.ID,BATU -- Sumber mata air di Malang Raya terutama Kota Batu kian menyusut dalam beberapa tahun terakhir. Meski demikian, Perum Jasa Tirta I menegaskan, akan mencari potensi sumber mata air lainnya di wilayah tersebut.
"Bisa saja ternyata ada mata air yang selama ini enggak ketahuan dan baru diketahui sekarang," kata Direktur Utama (Dirut) Perum Jasa Tirta I, Raymond Valiant Ruritan kepada wartawan di Kota Batu, belum lama ini.
Perum Jasa Tirta I pernah menerima laporan adanya 100 titik sumber mata air di Kota Batu, Jawa Timur (Jatim). Jumlah ini mengalami penurunan dibandingkan lima hingga tujuh tahun lalu. Di laporan lain disebutkan Kota Batu saat itu masih memiliki sekitar 125 titik sumber mata air.
"Iya, menyusut. Kita belum punya data terbaru lagi. Nanti kita mau lakukan perhitungan lagi," tegas Raymond.
Meski terus mengalami penyusutan, Raymond menolak, memberikan pandangan perihal potensi krisis air di Malang Raya. Menurutnya, kondisi tersebut hanya diketahui oleh Tuhan Yang Maha Esa (YME).
Hal yang pasti, Raymond mengatakan, krisis air dapat terjadi ketika total kebutuhan untuk konsumsi kalah dengan jumlah yang tersedia. Hal ini bukan berarti jumlah air tersedia di satu wilayah habis. Lebih tepatnya, hanya mengalami penurunan ketersediaan air dibandingkan sebelumnya.
"Tapi kadang air bukan lagi keluar di mata air tapi hanya melintas seperti hujan, itu nggak meresap," jelasnya