Rabu 13 Nov 2019 00:45 WIB

Banyumas Siaga Demam Berdarah

Genangan air yang berpotensi menjadi tempat bertelurnya nyamuk Aedes aegypti.

Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menyatakan siaga terhadap serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang berpotensi merebak pada musim hujan. "Kami sudah bersurat ke seluruh puskesmas untuk waspada menghadapi musim hujan, terutama penyakit yang bisa terjadi di musim hujan, salah satunya yang membuat kita repot adalah DBD," kata Kepala Dinkes Kabupaten Banyumas Sadiyanto, Selasa (12/11).

Dia mengimbau kepala puskesmas berkoordinasi di tingkat kecamatan guna menggerakkan masyarakat melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin. Menurut dia, hal itu disebabkan hujan mulai turun sehingga mulai ada genangan air yang berpotensi menjadi tempat bertelurnya nyamuk Aedes aegypti yang dapat menyebarkan penyakit DBD.

Baca Juga

"Biasanya di musim hujan, lalat makin banyak, berarti penyakit-penyakit yang memungkinkan ditularkan melalui vektor seperti lalat itu harus diantisipasi, kebersihan makanan dan sebagainya sehingga tidak sampai menyebabkan penyakit diare dan lain-lain," ujarnya.

Sadiyanto mengatakan, berdasarkan data, demam berdarah di Kabupaten Banyumas sepanjang 2019 telah mencapai kisaran 200 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak empat orang. Dia mengatakan berupaya mengantisipasi penyebaran penyakit DBD tersebut meskipun dengan keterbatasan anggaran.

"Jumlah tersebut sampai April, kemudian saat musim kemarau tidak ada lagi. Sekarang menghadapi musim hujan, justru nanti Januari-Februari kalau tidak kita lakukan pencegahan dengan sebaik-baiknya, nanti bisa ada lagi penyakit DBD," kata dia.

Berdasarkan data, pada akhir 2018 di Kabupaten Banyumas terdapat 16 desa/kelurahan endemis DBD, namun hingga April 2019 meluas hingga 50 desa/kelurahan. Selain itu, Pemkab Banyumas pada 2016 juga sempat menyatakan kejadian luar biasa demam berdarah karena penyakit DBD tersebut mengalami lonjakan yang signifikan dari 2015 yang sebanyak 264 kasus menjadi lebih dari 1.000 kasus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement