Selasa 12 Nov 2019 09:36 WIB

Pancasila tak Bisa Dimonopoli Generasi Tua

BPIP terus menggencarkan sosialisasi Pancasila ke masyarakat.

Rep: Erik PP/ Red: Muhammad Hafil
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Hariyono didampingi Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Aris Heru Utomo (kanan) mengisi materi sosialisasi nilai-nilai Pancasiladi Kota Batu, Jawa Timur, Senin (11/11) malam WIB.
Foto: Erik PP/Republika
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Hariyono didampingi Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Aris Heru Utomo (kanan) mengisi materi sosialisasi nilai-nilai Pancasiladi Kota Batu, Jawa Timur, Senin (11/11) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID,BATU -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus menggencarkan sosialisasi nilai-nilai Pancasila ke masyarakat, khususnya generasi muda. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Hariyono mengatakan, generasi muda memiliki kewajiban lebih besar untuk menjaga nilai-nilai Pancasila agar selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, generasi muda Wajib memahami nilai-nilai Pancasila agar dihayati sepanjang hidup.

"Kita ingin bahwa nilai-nilai Pancasila bergelora didalam kehidupan berbangsa dan bernegara salah satu pengaruh lapisan yang cukup dominan di dunia digital. Mereka yang produksi narasi mereka yang aktif," kata Hariyono saat sosialisasi nilai-nilai Pancasila bertema 'Hoax dan Pancasila di Kalangan Komunitas IT di hadapan puluhan peserta di Kota Batu, Jawa Timur, Senin (11/11) malam WIB.

Menurut Hariyono, BPIP menjadikan komunitas tecnology information (IT) atau teknologi informasi untuk menyebarkan energi positif dalam membuat konten di dunia maya. Pasalnya, ia tidak ingin generasi muda menganggap bahwa Pancasila hanya sebuah slogan, tetapi sudah waktunya Pancasila dijadikan lagu hidup masyarakat. Dengan mengajak anak muda yang ahli IT ikut menyebarkan nilai-nilai Pancasila, ia tidak ingin mereka menjadi generasi statis dan fanatik seperti sebagian kelompok masyarakat.

"Justru disni ada dialog antara generasi old dan baru jangan-jangan cara berkomunikasi kita berbeda dengan mereka (muda). Karena Pancasila sebagai generasi depan tidak lagi bisa dimonopoli oleh generasi tua," ucap guru besar Universitas Negeri Malang (UM) ini.

Direktur Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP, Aris Heru Utomo mengingatkan, komunitas IT untuk tidak ikut menyebar hoaks atau berita bohong di tengah arus informasi yang begitu banyak membanjir masyarakat. Dia mengingatkan, ketika banyak tautan berita dari media tidak jelas yang banyak ditemukan di grup WhatsApp, hendaknya mereka tidak ikut-ikutan membagikan ke orang lain. "Karena kalau tidak ada manfaatnya, lebih baik tidak di-share," ucap Aris.

Dia pun mengajak komunitas IT untuk ikut mencegah orang tua masing-masing agar jangan sampai terjebak menyebar berita bohong, dengan empat cara. Pertama, sebelum menyampaikan konfirmasi ke orang tua, hendaknya seseorang harus sudah punya dasar teori dan berita sanggahan yang tepat. Kedua, memberikan apresiasi yang sedalam-dalamnya pada orang tua sebelum mengklarifikasi kebenaran berita tersebut kepada mereka.

Ketiga, saat ada penolakan dari orang tua, hendaknya tetap bersabar dan tidak marah. "Keempat, ketiga mereka sudah bisa menerima berita tersebut hoaks, bantu untuk mengedukasi mereka agar kejadian tersebut tidak terulang lagi," ucap Aris. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement