Selasa 12 Nov 2019 07:37 WIB

Pembangunan LRT Berlanjut ke Bogor

Jembatan lengkung LRT meraih penghargaan rekor MURI.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Bilal Ramadhan
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kanan), Menteri BUMN Erick Thohir (tengah), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan), dan Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto, bertumpu tangan bersama seusai pengecoran closure tengah Jembatan Lengkung Bentang Panjang Kuningan Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Kuningan, Jakarta, Senin (11/11/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kanan), Menteri BUMN Erick Thohir (tengah), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kiri), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan), dan Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto, bertumpu tangan bersama seusai pengecoran closure tengah Jembatan Lengkung Bentang Panjang Kuningan Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di Kuningan, Jakarta, Senin (11/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah merencanakan untuk terus mengembangkan jalur lintas raya terpadu (LRT). Untuk pengerjaan LRT tahap pertama, baru terdapat tiga lintasan, yakni lintas Cawang-Cibubur sebesar 86,2 persen, lintas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas sebesar 58,3 persen, dan lintas Cawang-Bekasi Timur sebesar 60,5 persen. Tahap pertama ditargetkan selesai pada 2021.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan, rencana pembangunan LRT tahap kedua akan ditujukan hingga ke Bogor. Luhut memperkirakan, pembangunan jalur LRT relatif lebih cepat lantaran tidak menggunakan elevated atau jalan layang.

"Sekarang sudah mulai studi ke Bogor, kita berharap lebih cepat karena nanti lebih banyak di bawah, tidak elevated," kata Luhut saat pengecoran terakhir jembatan lengkung bentang panjang pada proyek LRT di persimpangan Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (11/11).

Luhut juga optimistis proyek LRT Jabodebek akan beroperasi penuh pada 2021. Saat ini, PT Adhi Karya dan PT Kereta Api Indonesia sudah mulai melakukan proses uji coba. Hasil uji coba nantinya untuk memastikan proyek ini dapat beroperasi penuh pada 2021.

Luhut mengaku sangat berkeras mewujudkan proyek LRT lantaran merupakan buah karya anak lokal yang mengedepankan konten lokal. "Saya ngotot yang buat Inka di Madiun. Sampai sekarang otaknya dibuat LEN kerja sama dengan Spanyol. Kita harus bangga jadi orang Indonesia. Karena, kita selalu dininabobokan dengan hanya ekspor material raw, sekarang kita sudah mulai bicara hilirisasi," ujar Luhut.

Realisasi proyek LRT, lanjut dia, memerlukan waktu panjang dan kerja yang sangat keras, terutama dalam hal pembebasan lahan. Tak terhitung, kata Luhut, jumlah rapat yang dilakukan untuk membahas soal pembebasan lahan. "Selama dua tahun, sudah berapa kali rapat untuk pembebasan lahan," lanjut Luhut.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto mengatakan, Adhi Karya siap melaksanakan proyek LRT tahap kedua. Saat ini, kata Budi, tahap kedua LRT yang menghubungkan Cibubur-Bogor masih dalam proses desain. "Tinggal nanti instruksi pemerintah kapan mulai, kami siap menjalankan," kata Budi Harto.

Budi memperkirakan, biaya pembangunan LRT tahap kedua sepanjang 25 kilometer (km) sekira Rp 12 triliun dengan masa pembangunan sekira tiga tahun. Mengenai pembiayaan, kata Budi, cukup bervariasi, salah satunya dengan APBN seperti yang dilakukan pada tahap pertama.  "Tinggal pemerintah kapan groundbreaking, kita siap," ujar dia.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya mengindikasikan soal penyesuaian tarif LRT agar semakin terjangkau. Rencana awal sebelumnya tarif LRT berada pada kisaran Rp 12 ribu. Budi menilai, angka Rp 12 ribu masih bisa diturunkan saat operasional pada 2021 mendatang.

"Tarif sementara perhitungannya Rp 12 ribu, tapi nanti kita melakukan suatu justifikasi menjelang operasional," kata Budi Karya.

Budi menjelaskan, penentuan tarif akan melihat sejumlah pertimbangan, termasuk asumsi jumlah penumpang. "Kita harapkan kalau ada cost tertentu atau sebaliknya, ada pendapatan yang besar sehingga bisa diturunkan. Nanti kita lihat justifikasinya pada akhir operasional," ujar Budi menambahkan.

Rekor MURI

Proyek LRT Jabodebek tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan rekor jembatan kereta boks beton lengkung dengan bentang terpanjang dan radius terkecil di Indonesia serta rekor pengujian axial statistic loading test pada fondasi bored pile dengan beban terbesar di Indonesia. Jembatan lengkung ini merupakan karya arsitektur lokal bernama Arvilla Delitriana.

Penyerahan penghargaan diserahkan Pendiri MURI Jaya Suprana kepada Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto dalam acara pengecoran terakhir jembatan lengkung bentang panjang kuningan proyek LRT di persimpangan Jalan HR Rasuna Said dan Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (11/11).

Pelaksanaan pengecoran terakhir dilakukan oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, serta Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto.

Dengan adanya peresmian tersebut, proyek LRT Jabodebek yang berada di ruas Jalan Gatot Subroto telah tersambung dengan proyek yang berada di Jalan Rasuna Said, Kuningan. Proyek yang diresmikan ini bertipe box girder beton dengan radius lengkung 115 meter.

Kemudian, panjang bentang utama 148 meter dan beban fondasi pengujian 4.400 ton. Long span ini disebut merupakan yang terpanjang di dunia dan mendapatkan penghargaan dari MURI.

Budi Harto menjelaskan, spesifikasi jembatan dibangun dengan metode balanced cantilever dengan tipe box girder beton dengan radius lengkung 115 meter dan panjang bentang utama 148 meter serta bahan pengujian fondasi 4.400 ton.

"Keistimewaan jembatan lengkung bentang panjang ini yang membuat masuk dalam rekor MURI," kata Budi Harto.

Avrilla sebelumnya juga merancang jembatan Kali Kuto Semarang, jembatan layang khusus Transjakarta ruas Adam Malik, jembatan Pedamaran 1 dan 2, jembatan kereta api Cirebon-Kriya, dan jembatan Perawang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement