REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SMP Negeri 109 Jakarta yang pada tahun ajaran 2018-2019 lalu berhasil menggelar UNBK satu sesi, mengikuti arahan kebijakan Dinas Pendidikan DKI Jakarta agar tidak membuat edaran kepada orang tua/wali murid untuk mengadakan laptop sebagai persiapan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Di lain sisi, Komite Sekolah menyadari bahwa pihak sekolah hanya memiliki 38 unit laptop, sementara jumlah peserta didik kelas sembilan kini mencapai 396 siswa yang terbagi dalam 11 kelas.
Melihat kenyataan itu, Komite Sekolah mengundang orang tua untuk bermusyawarah tentang apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mendukung UNBK satu sesi. Pihak sekolah telah menyatakan siap dengan server tambahan untuk menyelenggarakan UNBK satu sesi.
"Dalam musyawarah pada 21 September, orang tua/wali murid dengan jumlah memenuhi kuorum sepakat bergandengan tangan memulai inisiatif untuk menjamin ketersediaan laptop bagi seluruh siswa agar mereka bisa ikut UNBK di pagi yang sama," kata Wakil Ketua Komite Sekolah SMP Negeri 109, Nita Agustina.
Mengapa perlu satu sesi? Nita menjelaskan bahwa mental anak perlu dijaga agar tak terlalu lama menunggu giliran.
"Bisa dibayangkan, kelas terakhir akan mulai jam berapa jika laptop yang tersedia hanya 38 unit untuk dipakai bergiliran oleh 396 siswa," jelas Nita dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (10/11).
Menurut Nita, tidak ada edaran dari pihak sekolah untuk menyediakan laptop. Prinsipnya, orang tua bersiap secara sukarela demi kepentingan anak.
"Siswa yang kondisi ekonomi keluarganya tidak memungkinkan untuk membawa laptop sendiri tentunya dibantu oleh sekolah dan Komite," tutur Nita.
Dalam perjalanannya, hampir seluruh orang tua dapat menyediakan laptop untuk anandanya masing-masing. Kebutuhan siswa yang memiliki kendala terpenuhi berkat kerja sama sekolah dan Komite.
"Begitu mendengar kabar ada siswa yang belum punya laptop, orang tua lain yang memiliki lebih dari satu laptop meminjamkannya sehingga seluruh 396 siswa bisa serempak mengikuti simulasi pertama UNBK satu sesi pada 6 dan 7 November lalu," kata Nita.
Kegiatan penunjang
Sesuai amanat Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016, Komite Sekolah menjalankan fungsinya dalam memastikan kualitas pendidikan di sekolah baik dan meningkat. Untuk itu, Komite Sekolah SMP Negeri 109 pun membentuk panitia yang bertugas mendukung pelaksanaan kegiatan akademik dan nonakademik siswa kelas sembilan angkatan 41.
Berdasarkan musyawarah orang tua/wali murid, disepakati adanya kegiatan berupa pendalaman materi secara mandiri, persami, doa bersama, pembuatan buku tahunan sekolah, dan tasyakuran kelulusan untuk mengapresiasi pencapaian anak-anak.
"Melalui doa bersama, kami mengajak anak menyertai usahanya dengan memohon keridhaan-Nya," ujar Ketua Panitia Kegiatan Siswa Angkatan 41 SMP Negeri 109, Olivia Susanty.
Aneka kegiatan tersebut dalam penyelenggaraannya tentu membutuhkan dukungan pendanaan. Kepala Sekolah SMP Negeri 109 M Toyib menegaskan bahwa tidak ada pungutan terhadap orang tua/wali murid. Ia menyampaikan bahwa ini bukanlah kegiatan wajib dari sekolah, melainkan agenda yang disepakati oleh orang tua/wali murid melalui musyawarah yang difasilitasi oleh Komite.
"Tidak ada pungutan di SMP Negeri 109," jelasnya.
Lebih lanjut, Olivia mengatakan, pihaknya sebatas menyampaikan rincian rancangan anggaran biaya (RAB) untuk menunjang kegiatan yang telah disepakati tersebut. Menurut Olivia, dalam proses pengumpulan dana, orang tua/wali murid memberikan dukungan finansialnya dalam jumlah yang bervariasi.
"Semuanya bersifat tidak wajib untuk siswa, dikumpulkan dengan prinsip sukarela tanpa ada patokan nominal rupiah, dan khusus untuk 106 anak pemegang Kartu Jakarta Pintar berlaku kebijakan subsidi silang dengan tidak memberatkan siapapun," tutur Olivia.
Terhadap orang tua yang berkeberatan dengan kegiatan tersebut, Olivia sebagai panitia dapat memakluminya. Namun, ia juga mengimbau agar yang tak sepakat untuk menghargai suara mayoritas.
"Mari kita saling menghargai pilihan masing-masing," ucap Olivia.