Kamis 07 Nov 2019 00:22 WIB

Ekspor Udang dari Lampung Capai Rp 2 Triliun

Potensi lahan tambak udang di Lampung mencapai 64 ribu hektare.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Udang galah. Ilustrasi
Foto: Antara
Udang galah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kepala Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Lampung Rusnanto menyatakan, potensi lahan tambak udang di Lampung mencapai 64 ribu hektare (ha). Dari luasan tersebut, baru tergarap 10 persen usaha tambak, tetapi total nilai ekspornya mencapai Rp 2 triliun.  

“Dengan hanya memanfaatkan 10 persen potensi lahan, nilai ekspor udang dari Lampung mencapai Rp 2 triliun. Komoditas ekspor terbesar dengan kontribusi sebesar 70 persen dari total ekspor Lampung,” kata Rusnanto di sela-sela pengukuhan Pengurus Forum Komunikasi Praktisi Aquakultur (FKPA) periode 2019-2024 di Bandar Lampung, Kamis (6/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, hingga September 2019, Provinsi Lampung sudah mengekpor udang segar sebanyak Rp 1,5 triliun. Ia berharap hingga akhir tahun ini, total nilai ekspor udang asal Lampung melampaui Rp 2 triliun, atau minimal sama dengan tahun lalu.

Untuk itu, pihaknya mendukung pengembangan tambak udang di Lampung. Apalagi dengan hanya memanfaatkan 10 persen potensi lahan, Provinsi Lampung sudah berada dalam 10 besar provinsi pengekspor udang terbesar. “Mari kita bersinergi untuk mengembalikan kejayaan udang di Lampung,” ajaknya.

Ketua FKPA Hanung Hernadi yang baru dilantik berkomitmen, akan menyiapkan SDM yang handal dan kredibel dalam menjalankan budidaya udang. “Kami siap menjalankan budidaya udang dan ikan yang berkelanjutan melalui inovasi dan ramah lingkungan,” ujar Hanung.

Mulai kepengurusan 1994-2004 ini, pihaknya merangkul praktisi ikan, selain udang. Ia mengakui teknis budidaya ikan lebih mudah dibandingkan dengan udang tetapi pemasarannya sulit. Sebaliknya, teknis budidaya udang lebih sulit, namun pemasarannya lebih mudah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement