REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menepis anggapan bahwa Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto dianggap telah gagal memimpin partai berlambang Pohon Beringin tersebut. Menurut dia, Airlangga yang memimpin hanya 1,5 tahun berhasil mempertahankan posisi Golkar sebagai runner-up di parlemen.
"Kalau ada penilaian Golkar terpuruk, Saya kira terlalu berlebihan. Di bawah kepemimpinan Pak Airlangga Hartarto yang memimpin 1,5 tahun menjelang Pemilu, Partai Golkar telah berhasil mempertahankan posisinya sebagai pemenang kedua," tegas Ace saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (6/11).
Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019, Partai Golkar meraih 12,31 persen atau turun 2,44 persen dibandingkan Pemilu 2014. Dari sisi raihan suara, Partai Golkar menempati posisi ketiga setelah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra.
Namun, Ace menerangkan, perolehan kursi Partai Golkar sebanyak 85 kursi atau lebih banyak dibandingkan Gerindra dengan 78 kursi. Jumlah kursi ini menempatkan Golkar menjadi partai runner-up di parlemen atau nomor dua setelah PDI Perjuangan yang meraih 128 kursi.
Kondisi ini lebih baik dibandingkan prediksi lembaga survei sebelum Pemilu 2019 berlangsung. Kala itu, ia mengatakan, hampir semua survei oleh lembaga-lembaga survei yang ternama dan kredibel menyatakan bahwa suara untuk Golkar akan turun besar sampai satu digit.
"Bahkan ada yang menyebut sampai dikisaran 6-9.persen, dan hampir semua survei memprediksi Golkar akan menempati urutan ketiga bahkan ada yang menyatakan bisa turun ke urutan lebih bawah lagi," kata Ace,
Tidak hanya itu, Ace mengatakan, banyak pengamat memprediksi Partai Golkar tidak akan ada di papan atas lagi, melainkan partai menengah. Namun hasilnya di bawah kepemimpinan Airlangga, ia mengatakan, Golkar dapat menempatkan kadernya di DPR RI terbesar kedua mengungguli Gerindra yang mencalonkan ketua umumnya, Prabowo Subianto, sebagai calon presiden.
"Selain itu, kita tahu bahwa sepanjang sejarah Partai Golkar pascareformasi, di tahun 2019 ini Partai Golkar dapat memenangkan Pilpres dimana kita mendukung pasangan Joko WidoWidodo-KH Ma’ruf Amin. Ini tentu patut diapresiasi," tutur Ace.
Anggapan soal kegagalan Airlangga memimpin Golkar muncul menjelang Masyawarah Nasional (Munas) bulan depan. Ace mengatakan, Munas Partai Golkar kemungkinan digelar pada awal Desember 2019.
Artinya, tepat lima tahunan penyelenggaraan Munas partai beringin itu. Untuk tempatnya kemungkinan juga akan diselenggarakan di Jakarta. "Kemungkinan awal Desember, ini komitmen kami supaya selaras dengan periode 5 tahun sama, yaitu Munas 5 tahun lalu," kata Ace.