Kamis 07 Nov 2019 02:00 WIB

Tiga Kukang Dilepasliarkan di Kawasan Kamojang Garut

Tiga satwa dilindungi itu merupakan hewan yang diserahkan warga ke BKSDA Garut.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Seekor Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) keluar dari kandang sementara (ilustrasi)
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Seekor Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) keluar dari kandang sementara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak tiga ekor kukang jawa (Nycticebus Javanicus) dilepasliarkan di kawasan Cagar Alam Kamojang, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Selasa (5/11) malam. Tiga satwa dilindungi itu merupakan hewan yang diserahkan warga ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Garut.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Garut, Dodi Arisandi mengatakan, pelepasliaran kukang itu sengaja dilakukan pada malam hari. Pasalnya, kukang merupakan hewan nokturnal atau berativitas pada malam hari. Sementara kawasan Kamojang dipilih lantaran merupakan habitat asli kukang jawa.

Baca Juga

Menurut dia, di kawasan Kamojang masih terdapat populasi kukang cukup banyak. Namun jumlahnya belum terindentifikasi. "Di Kamojang ini juga cocok untuk habitat kukang. Makanannya masih banyak," kata dia, Rabu (6/11).

Ia mengatakan, pihaknya mendapat lima kukang Jawa serahan masyarakat dari beberapa kecamatan di Kabupaten Garut. Namun dari lima kukang itu, dua di antaranya harus direhabilitasi ke Taman Satwa Cikembulan. Menurut dia, kondisi kesehatan dua kukang itu belum memungkinkan untuk dilepasliarkan.

Ia menyebutkan, kondisi kukang yang direhabilitasi sudah tak lagi memiliki gigi taring lantaran dicabut pemiliknya. Bahkan seekor kukang yang diterima kondisi giginya hampir habis. "Sekarang lagi dirawat. Kemungkinan bisa tumbuh lagi. Kalau sudah sehat akan dilepas," kata dia.

Sementara tiga ekor kukang yang dilepasliarkan telah mendapat pemeriksaan dari dokter hewan. Tiga kukang Jawa itu dinayatakan sehat dan siap untuk dilepasliarkan. Dodi mengatakan, kukang merupakan primata endemik Jawa yang dilindungi Undang-Undang. Namun semakin hari populasinya semakin berkurang. Penyebabnya tak lain adalah perburuan dan perdagangan satwa.

Menurut dia, kukang sering jadi incaran untuk dipelihara oleh masyarakat. Pasalnya, satwa itu terlihat lucu. Padahal sebagai hewan dilindungi, kukang memiliki fungsi ekosistem yang penting di habitatnya.

Dodi menambahkan, pihaknya saat ini masih terus memantau perdagangan satwa liar di media sosial. "Kita juga ada tim siber. Bukan hanya memantau perdagangan kukang. Beberapa kali termasuk dari Bareksrim Polri juga mendapat 11 ekor elang dari bandung hasil penjualan online," kata dia.

Menurut dia, BKSDA bersama organisasi konservasi juga terus melakukan sosialisasi kepada semua orang, salah satunya melalui media sosial. Diharapkan, masyarakat dapat paham pentingnya kukang jawa dalam ekosistem alam.

"Perlahan tapi pasti, orang-orang mulai menyadari penurunan drastis pada populasi kukang jawa, sehingga banyak pemilik yang mulai melaporkan temuan dan menyerahkan kukang kepada BKSDA secara sukarela," kata Dodi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement