Rabu 06 Nov 2019 00:01 WIB

Pelabuhan Balikpapan Siap Dukung Pembangunan Ibu Kota Baru

Pada dasarnya fasilitas pelabuhan di Balikpapan sudah mampu digunakan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah pemudik menaiki KM Dorolonda yang akan berlayar ke Balikpapan dan Surabaya di Pelabuhan Pantoloan Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (8/7).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Sejumlah pemudik menaiki KM Dorolonda yang akan berlayar ke Balikpapan dan Surabaya di Pelabuhan Pantoloan Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Pemerintah masih terus merancang pembangunan ibu kota baru Indonesia di Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Berdampingan dengan calon ibu kota baru tersebut, Balikpapan siap mendukung pembangunannya.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas Satu Balikpapan Jhonny Runggu Silalahi mengatakan pada dasarnya fasilitas pelabuhan di Balikpapan sudah mampu. "Di sini kan ada terminal-terminal di setiap pelabuhan jadi sudah khusus," kata Jhonny di kantornya, Selasa (5/11).

Baca Juga

Dia mengatakan pelabuhan yang ada di Balikpapan fasilitas yang dimiliki sudah terbagi dengan masing-masing kebutuhan. Jhonny mengatakan pelabuhan di Balikpapan sudah menggunakan sistem multi purpose terminal  yang digunakan untuk mengelola proses layanan kargo curah atau non petikemas.

"Pokoknya di sini ada Pelabuhan Semayang yang khusus penumpang. Untuk kargo peti kemas itu ada Kaltim Karingau Terminal yang juga sudah multi purpose," ujar Jhonny.

Bahkan, Jhonny mengatakan terminal khusus untuk pengelolaan limbah juga akan tersedia di Balikpapan. Jhonny memastikan terminal khusus untuk pengelolaan limbah sudah disiapkan oleh Pertamina.

Sementara itu, Jhonny mengatakan terminal penumpang di Pelabuhan Semayang juga dipastikan memiliki fasilitas yang cukup. "Untuk terminal penumpang ini kita harapkan juga nantinya ada kapal turis juga yang bersandar," tutur Jhonny.

Dia menambahkan saat ini Pelabuhan Semayang juga sudah menggunakan sistem pembelian tiket elektronik. Hanya saja, hal tersebut baru diterapkan oleh PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Pihak swasta tampaknya belum melakukannya.  "Kita enggak ada yang beli tiket di loket tapi online. Yang dari pelosok tinggal bawa tanda bukti lalu cetak di pelabuhan," ujar Jhonny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement