Rabu 06 Nov 2019 02:00 WIB

Jumlah Penderita Demam Berdarah di Magetan Naik Drastis

Jumlah penderita demam berdarah di Magetan naik tiga kali lipat selama 2019.

Seorang ibu menunggui putrinya yang menderita demam berdarah dengue (DBD).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Seorang ibu menunggui putrinya yang menderita demam berdarah dengue (DBD).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah penderita penyakit demam berdarah di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur selama tahun 2019 naik drastis. Angkanya bahkan mencapai tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Magetan Didik Setyo Margonodi Magetan mengungkap, jumlah penderita demam berdarah selama bulan Januari hingga Oktober 2019 telah mencapai 481 orang. Jumlah itu naik hingga mencapai tiga kali lipat dari kasus demam berdarah tahun 2018 yang hanya 156 penderita.

Baca Juga

Jumlah penderita demam berdarah tersebut diperkirakan masih akan naik. Terlebih, hasil pengamatan menyebutkan setiap tiga tahun sekali, biasanya ada ledakan jumlah pasien.

Ledakan itu, menurut Didik, diperkirakan terjadi mulai kurun Desember-Januari tahun depan. Dampak gigitan nyamuk aedes aegypti itu menjadi siklus tahunan yang sulit terhindarkan. Peningkatan biasanya terjadi di daerah endemis.

"Sesuai data, sebanyak 56 desa dan kelurahan di Magetan masuk kategori endemis demam berdarah," ujar Didik kepada wartawan.

Sebanyak 154 desa dan kelurahan lainnya masuk kategori daerah sporadis. Untuk itu, Dinkes terus melakukan upaya agar jumlah kasusnya dapat ditekan.

Menghadapi musim penghujan yang akan datang sebentar lagi, Dinkes Magetan akan menggelar larvasidasi, yakni pemberian serbuk abate untuk membunuh jentik nyamuk. Di lain sisi, ia menjelaskan, penyuluhan 3M plus dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus dilakukan karena langkah itu terbukti membuahkan hasil.

Selain itu, pihaknya juga mempersiapkan fogging atau pengasapan saat ada laporan warga yang positif terkena DBD untuk mencegah penyebaran nyamuk pembawa virus demam berdarah ke warga lainnya. Dinkes juga sudah berkirim surat ke tiap kecamatan, desa, dan kelurahan untuk mengantisipasi musim penghujan. Puskesmas juga diminta berperan aktif ke lapangan untuk memantau kondisi di lingkungan kerjanya.

"Sudah kami lakukan beberapa pekan lalu. Kami harapkan surat itu segera ditindaklanjuti. Masyarakat juga harus hidup bersih dan sehat untuk mencegah DB," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement