REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menanggapi cekcok antara sopir ambulans dan Polantas yang terjadi di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara. Meski enggan menanggapi secara langsung kejadian yang bermula ketika ambulans tak diberikan akses jalan itu, tapi IDI menegaskan bahwa ambulans berperan vital dalam menyelamatkan nyawa pasien.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar IDI (PB IDI) dr. Moh. Adib khumaidi, SpOT, mengatakan, pihaknya tidak bisa menanggapi kejadian tersebut secara langsung lantaran hanya melihat cuplikan videonya yang viral di media sosial. "Kita jangan terjebak dalam video singkat, lah. Kita harus tahu kronologisnya," kata Adib ketika dihubungi Republika di Jakarta, Selasa (5/11).
Meski demikian, Adib menegaskan bahwa ambulans yang sudah menghidupkan sirenenya berarti sedang membawa pasien yang harus segera mendapat penanganan medis di rumah sakit. "Berarti dia membawa pasien gawat darurat yang itu sifatnya darurat untuk menyelamatkan nyawa pasien," kata Adib.
Dalam kondisi demikian, sambung Adib, ambulans harus mendapatkan prioritas akses di jalan raya. Sebab, di Indonesia tidak terdapat jalan khusus bagi mobil ambulans.
"Kepolisian seharusnya memfasilitasi agar ambulan tersebut mendapatkan akses jalan," ujar Adib.
Sebelumnya, sebuah video pendek, memperlihatkan sopir ambulans terlibat cekcok dengan Polantas, viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Sabtu (2/11).
Kasat Lantas Polres Tebing Tinggi AKP S Siagian mengatakan, pertengkaran itu terjadi ketika personel unit lantas Brigadir UM Pasaribu sedang mengatur lalu lintas di persimpangan Jalan KF Tandean, Tebing Tinggi. Saat itu, lalu lintas padat karena jam pulang sekolah.
Pada saat arus lalu lintas padat itu, menurut Siagian, mobil ambulans yang dikemudikan oleh Zulfan meminta akses jalan dengan menghidupkan sirene. Pasaribu selaku petugas meminta sopir untuk bersabar, namun Zulfan tetap ingin melaju dengan alasan membawa pasien.
Keduanya akhirnya bertengkar dan bahkan sempat adu fisik seperti yang terekam dalam video yang beredar. Siagian menyatakan bahwa kedua belah pihak telah dimintai keterangannya terkait peristiwa tersebut dan kini juga sudah berdamai melalui jalur musyawarah di Polres Tebing Tinggi.
"Jadi, tidak ada masalah lagi setelah sebelumnya ada salah pengertian atau miskomunikasi," ucap Siagian, Senin (4/11).