REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Kerusakan yang terjadi pada satu dari dua alat pendeteksi gelombang tsunami di Desa Tejang, Pulau Sebesi, Lampung, hanya kabel putus. Penyebab putusnya kabel masih diselidiki Polres Lampung Selatan.
"Benar ada alat yang rusak. Tapi, hanya kabel putus, sudah disambung lagi. Tidak ada alat yang hilang," kata Kepala Desa Tejang Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan saat dihubungi Republika dari Bandar Lampung, Senin (4/11).
Ia mengatakan saat ini satu alat yang rusak karena satu kabel yang putus sudah tersambung lagi, dan alat sudah berfungsi lagi. Dua alat pendeteksi ketinggian air laut untuk mengetahui adanya gelombang tsunami sekarang sudah berfungsi lagi.
Dua alat pendeteksi tsunami tersebut terpasang di Dermaga Desa Tejang Pulau Sebesi pascagelombang tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018. Dua alat tersebut secara otomatis dapat mengantar sinyal ketika air laut naik dengan bunyi sirene. Energi alat tersebut berasal dari panas matahari yang disimpan di aki.
M Yusuf (57 tahun), tokoh masyarakat Dusun III Regahan Lada Desa Tejang mengatakan, penyebab kerusakan kabel alat pendeteksi tsunami di Pulau Sebesi belum diketahui. "Saya belum tahu kerusakannya karena apa, tapi aparat polres sudah datang," katanya.
Ia membenarkan ada kerusakan alat deteksi tsunami yang terpasang di dua pojok dermaga Pulau Sebesi. Kemungkinan asa tangan jahil dari manusia, ia tidak dapat memperkirakan.
Pemantauan di Dermaga Desa Tejang Pulau Sebesi, beberapa waktu lalu, terlihat dua alat pendeteksi tersebut terpasang di Dermaga Pulau Sebesi pada sudut dermaga. Satu alat terpasang di dekat kapal motor sandar mengarah ke laut.
Di dermaga tersebut, setiap hari pagi dan petang hilir mudik kapal motor. Kapal motor tersebut membawa penumpang, kendaraan motor, dan juga barang kebutuhan rumah tangga. Kondisi alat berdekatan dengan tempat kapal motor menyandar diperkirakan terjadi gesekan.
Kades Tejang Miftahudin menyatakan, penyebab putusnya kabel alat pendeteksi tersebut masih diselidiki polisi, apakah oleh tangan manusia, atau faktor lain.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan beberapa waktu lalu, terjadi vandalisme terhadap alat IDSL yang terpasang di sekitar Pulau Sebesi, Lampung. Terkait hal tersebut BNPB mengimbau semua pihak, khususnya masyarakat, untuk turut menjaga alat peringatan dini tsunami.
Perusakan dilakukan pada kabel aki pada Oktober lalu. Meskipun, saat itu kabel terpotong, alat masih dapat berfungsi karena menggunakan solar panel.
"Dapat dibayangkan apabila ada oknum yang sengaja merusak atau mengambil komponen alat ini sehingga tidak mampu lagi hidup dan memberikan sinyal peringatan dini," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, Sabtu (2/11).
Dia menuturkan, semua pihak didorong BNPB untuk turut mengawasi dan menjaga peralatan yang sangat vital dalam peringatan dini terhadap potensi bahaya tsunami. Saat ini, peralatan tersebut telah diperbaiki dan berjalan normal kembali.