jatimnow.com - Anak buah Wali Kota Tri Rismaharini dikabarkan terbelah, apalagi menjelang Pilwali Surabaya 2020. Namun kabar itu disangkal.
Sejumlah kepala dinas hingga level kepala bidang di Pemkot Surabaya mengeluh kepada Sekretaris Fraksi Demokrat-NasDem DPRD Surabaya, Imam Syafii.
Jadi sikap kritis Imam Syafii kepada Kepala Bappeko Eri Cahyadi itu bukan tanpa alasan.
"Dia memang menyatakan bahw Eri Cahyadi sudah offside. Offside-nya di mana, karena dia melaksanakan kegiatan atau turun ke bawah itu tidak langsung dengan tupoksinya," kata Effendi Choirie.
Gus Choi, demikian Effendi Choirie biasa disapa ini mengatakan, dirinya sudah mengklarifikasi ke Imam Syafii terkait pernyataanya yang mengkritis Eri Cahyadi. Kata Gus Choi, ada beberapa alasan dari Imam.
Ia menambahkan, Imam juga menyampaikan itu juga atas dasar aspirasi dan rasan-rasan atau keluhan dari kepala dinas yang lain.
"Jadi itu sebetulnya juga merupakan kegelisahan dari aspirasi kepala-kepala dinas atau kepala bagian yang ada di lingkungan wali kota. Itu alasan yang pertama," tuturnya.
"Jadi pikiran seperti itu, dia tidak sendiri. Tapi juga berasal dari menyerap aspirasi kepala dinas, kepala bagian atau kepala bidang. Kemudian dia sebagai dewan, mengontrol itu supaya semua kepala dinas, semua kepala bagian bekerja sampai ke rakyat di bawah itu sesuai tupoksi-nya (tugas, pokok dan fungsi). Itu yang pertama," tambahnya.
Alasan kedua, Imam menilai ada indikasi kuat bahwa program-program yang ada di lingkungan Pemkkot Surabaya tu mau dimanfaatkan oleh orang tertentu yang ingin running di pemilihan wali kota Surabaya 2020.
"Program pemerintah daerah yang sesungguhnya murni untuk rakyat, tidak boleh siapa pun apalagi pemkot untuk menunggangi kepentingan politik tertentu," ujarnya.
"Nah indikasi itu dibaca oleh Imam. Oleh karena itu, sebutan offside menjadi suatu yang proporsional. Sehingga semua aparat pemkot yang di bawah komando Bu Risma ini harus on the track," katanya.
Menurut Imam, kata Gus Choi, Wali Kota Risma meskipun kader PDIP, selama ini menjalankan program-programnya ke rakyat itu tidak pernah dimanipulasi untuk kepentingan partai tertentu.
"Menurut saya apa yang disampaikan Imam adalah profesional, karena dia berniat baik untuk mengembalikan seluruh pelaksanaan program itu harus on the track dan seluruh kepala dinas, kepala bagian, kepala bidang atau kepala-kepala yang ada di lingkungan wali kota Surabaya harus on the track. Itu maksudnya," katanya.
Mantan Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur ini menilai sikap kritis Imam tidak ada yang salah.
"Saya mengapresiasi terhadap sikap kritis yang dilakukan oleh DPRD dari NasDem di Surabaya. Karena yang ingin dikehendaki oleh NasDem Surabaya sebagai partai yang mengusung gerakan restorasi perubahan adalah, semua harus berjalan profesional, on the track," jelasnya.
Kabag Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menegaskan bahwa seluruh Organisasi Prangkat Daerah (OPD) satu komando kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
"Solid lah," tandasnya saat dikonfirmasi.