Sabtu 02 Nov 2019 04:22 WIB

Pengamat: Nasdem dan PKS Tunjukkan Kedewasaan Berpolitik

Pertemuan elite politik antarpartai jangan cepat dimaknai pembentukan poros baru

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh didampingi Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh didampingi Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman memberikan keterangan usai melakukan pertemuan di Kantor DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai pertemuan antara Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah hal yang lumrah terjadi. Ia menganggap dengan adanya pertemuan tersebut keduanya menunjukan kedewasaan dalam berpolitik.

"Nasdem dan PKS telah menunjukkan kedewasaan berpolitik, sudah semestinya inisiatif Nasdem ini menjadi contoh virus positif untuk elite politik lainnya untuk tetap membangun silaturahmi kebangsaan untuk menjamin keadaban berpolitik di negeri ini," kata Pangi, Jumat (1/4).

Menurutnya pertemuan elite politik antarpartai jangan cepat dimaknai sebagai upaya membentuk poros kekuatan politik baru untuk kepentingan politik jangka pendek. Bahkan pertemuan elite politik partai Nasdem dan PKS bisa dipandang sebagai bentuk kedewasaan berpolitik meski berada pada kutub politik yang berbeda.

"Sumbatan komunikasi ini jangan dikait-kaitkan dengan ideologi partai karena secara faktual ideologi telah memudar hampir di semua partai politik, bahkan kita lebih berani mengatakan, tidak ada satu pun partai yang punya ideologi, sehingga tidak ada alasan bagi partai untuk menutup diri untuk berkomunikasi dengan partai mana pun," ujarnya.

Ia juga menambahkan, kebuntuan dan ketegangan politik yang sifatnya temporal jangan sampai membatasi komunikasi antar partai. Justru menurutnya aneh jika ada elite partai yang menyimpan dan melestarikan dendam politik apalagi yang bersifat personal.

"Kader dan simpatisan membutuhkan contoh langsung dari para elitnya bagaimana harus bersikap pasca kompetisi, di mana kedewasaan politik harus diaplikasikan dan persatuan harus diutamakan," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement