Jumat 01 Nov 2019 22:22 WIB

Pemprov Jabar Dorong Industri Kopi Bidik Pangsa Pasar Dunia

Cita rasa kopi asal Jabar telah diakui di pasar internasional.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Barista menyiapkan kopi.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Barista menyiapkan kopi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) mendorong industri kopi meluaskan jaringan, menyasar pangsa pasar dunia, menggunakan brand kopi Jawa Barat. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat M Arifin Soendjayana, peluang kopi Jawa Barat yang akrab disebut Java Preanger telah mendunia. Bahkan, cita rasa kopi asal Jabar telah diakui di pasar internasional.

Namun, menurut Arifin, sayangnya selama ini pasar dunia belum tidak tahu bila kopi berkualitas bagus itu berasal dari Jawa Barat. Bahkan, tak sedikit kopi hasil produksi Jawa Barat digabung dengan brand kopi dari provinsi lain.

Baca Juga

"Mereka mengakui bila kopi dari Jawa Barat memiliki kualitas cukup tinggi. Makanya kami dorong agar produk kopi ini, memiliki jejaring dan menggarap pasar dunia," ujar Arifin di sela sela pembukaan West Java Specialty Coffee Festival (WJSCF) 2019 di Trans Studio Mall (TSM), Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (1/11).

Arifin mengatakan, kopi Jawa Barat telah menyumbang volume ekspor kopi Indonesia ke mancanegara. Namun, belum memiliki data pasti, berapa banyak volume kopi Jabar yang masuk pasar ekspor. "Mayoritas ekspor kopi dari Jawa Barat itu produk berkualitas tinggi," katanya.

Digelarnya event WJSCF pada 1-2 November 2019 ini, kata dia, diharapkan menjadi media untuk mempertemukan pengusaha kopi Jawa Barat dengan pasar internasional. Pada event tersebut, pihaknya menggandeng Specialty Coffee Association of Indonesia dan Asean Coffee Federation (ACF).

"Ini jadi ajang kolaborasi antar pengusaha kopi, khususnya yang specialty. Perwakilan dari Singapura dan Malaysia hadir di sini. Harapannya, jejaring pengusaha kopi di Jabar bisa ke tingkat internasional," paparnya.

Sementara menurut Ketua Dewan Kopi Indonesia Anton Apriyantono, secara kualitas, kopi Jawa Barat telah memiliki reputasi di mata dunia. Namun, seiring kali upaya meningkatkan pasar, produktivitas kopi Jawa Barat harus ditingkatkan.

"Acara seperti ini upaya bagus untuk kembalikan dan kembangkan kopi Jawa Barat. Kami sangat dukung upaya ini. Apalagi  di Jawa barat ada pengusaha eksportir, kita bisa kolaborasikan itu," kata Anton.

Saat ini, kata dia, dari sekitar 600 ribu hingga 700 ribu produksi kopi nasional, sekitar 60 persen telah masuk pasar ekspor. Dengan komposisi produksi kopi robusta hampir 70 persen. Beberapa negara dunia telah menikmati kopi asal Indonesia, yang diperdagangkan melalui berbagai merek.

"Kalau mayoritas sih enggak. Tapi saat ini Indonesia menjadi produsen kopi nomor empat dunia," katanya.

Event West Java Specialty Coffee Festival 2019 meliputi rangkaian pameran, konferensi, kompetisi, dan lelang terkait kopi, hingga hiburan musik. Yaitu West Java Specialty Coffee Exhibition, Indonesia Specialty Coffee Conference, West Java Coffee Championship, Indonesia Micro-lots Specialty Coffee Auction by SCAI, Coffee Business Matching, dan Live Music.

Acara juga akan diramaikan dengan kompetisi Cup Tasters Championship dan Latte Art Championship dengan dewan juri Irma Purnama, Okky Triana, Ovie Kurniawan, dan Viki Rahardja.

Acara tersebut, diikuti oleh peserta terdiri dari petani kopi dari berbagai titik perkebunan kopi di Jawa Barat, pemilik atau pengelola kedai kopi, dan barista ini. Dalam acara ini, pengunjung dapat mencicipi berbagai rasa kopi yang disajikan secara cuma-cuma oleh ahlinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement