REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mewaspadai aktifnya sesar Cimandiri. Langkah ini dilakukan agar warga meningkatkan kesiapsiagaan terutama yang berada di sepanjang patahan atau sesar Cimandiri.
Sebelumnya terjadi gempa pada Sabtu (26/10) sekitar pukul 17.50 WIB. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa yang mengguncang Sukabumi tersebut berkekuatan Magnitudo 3,7. Adapun lokasi gempa tersebut berada di darat 35 kilometer barat daya Sukabumi, berkedalaman 4 kilometer.
Titik koordinat gempa tersebut berada di 6,93 lintang selatan dan 106,61 bujur timur. Peristiwa ini menandai aktivitas Sesar Cimandiri yang aktif.
‘’Sesar Cimandiri dari dulu juga aktif dan sewaktu-waktu bisa menimbulkan pergerakan dan membahayakan,’’ ujar Kepala Seksi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman.
Sehingga BPBD Sukabumi lanjut Eka, telah melakukan sosialisasi dan rapat koordinasi membahas permasalahan tersebut. Upaya ini dengan melibatkan aparat kecamatan dan instansi terkait lainnya dan menghadirkan ahli dari kampus ITB.
Eka menerangkan, BPBD tidak hanya membahas masalah Sesar Cimandiri saja. Melainkan hal lainnya yang berpotensi menyebabkan bencana di wilayah Sukabumi.
Targetnya lanjut Eka, potensi kebencanaan terutama yang bersumber dari Sesar Cimandiri bisa diantisipasi dengan baik. Pemerintah melakukan langkah pencegahan berupa kajian dan pemetaan potensi mengenai hal tersebut.
Hal senada disampaikan Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami. Ia menerangkan Sesar atau patahan Cimandiri kapanpun bisa bergerak melepaskan energinya.
Tercatat pada 2018 dan 2019 ini sudah banyak getaran gempa yang berpusat di Sukabumi. Sehingga upaya mengantisipasi adanya dampak aktif sesar tersebut harus dilakukan.