Rabu 30 Oct 2019 19:45 WIB

Ribuan KK di Bantul Tinggal di Zona Merah

Ribuan KK tersebut tersebar di 15 desa di Kabupaten Bantul.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Salah satu kawasan cagar budaya, Goa Jepang, Pundong, Bantul, DIY.
Foto: purbakalayogya.com
Salah satu kawasan cagar budaya, Goa Jepang, Pundong, Bantul, DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan, ribuan Kepala Keluarga (KK) tinggal di zona merah rawan longsor. Jumlahnya mencapai 2.335 KK.

Ribuan KK tersebut tersebar di 15 desa di Kabupaten Bantul. "15 desa di Bantul rawan longsor hasil kajian BPBD," kata Dwi kepada wartawan, Selasa (29/10).

Ia menjelaskan, masyarakat yang tinggal di zona merah tersebut berpotensi terkena longsor saat musim hujan. Walaupun saat ini DIY masih mengalami musim kemarau.

Di musim kemarau ini, katanya, tipikal tanah akan merekah. Rekahan tanah tersebut harus diantisipasi sebelum musim hujan turun.

"Rekahan kalau tidak diantisipasi jadi potensi longsor saat musim hujan," jelasnya.

Pada saat musim hujan nanti, antisipasi yang dilakukan yakni dengan mengevakuasi seluruh masyarakat yang tinggal di zona merah tersebut. Hal ini guna mengantisipasi adanya korban jiwa jika terjadi longsor. 

"Kalau hujan tidak berhenti hingga tiga jam lebih, masyarakat harus mengungsi agar jika terjadi longsor tidak ada korban jiwa," ujarnya.

Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Djoko Budiyono sebelumnya mengatakan, awal musim hujan tahun ini di DIY diperkirakan terjadi awal November atau Desember. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement