Senin 28 Oct 2019 15:26 WIB

Gubernur Sumbar: Teknologi Bagai Pisau Bermata Dua

Irwan berharap para pemuda dapat menyaring dampak dari perkembangan teknologi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
Upacara peringatan Sumpah Pemuda di Kantor Gubernur Sumatera Barat, Padang, Senin (28/10).
Foto: Febrian Fachri/REPUBLIKA
Upacara peringatan Sumpah Pemuda di Kantor Gubernur Sumatera Barat, Padang, Senin (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno beserta jajaran memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 91 di Halaman Kantor Gubernur Sumbar di Kota Padang, Senin (28/10). Irwan mengatakan pada momen peringatan Sumpah Pemuda ke-91 ini dapat menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda.

Gubernur Sumbar yang membacakan pidato Menteri Pemuda dan Olah raga (Menpora) meminta anak-anak muda agar mampu berkiprah dan merawat NKRI. Irwan mengatakan saat ini perkembangan teknlogi informasi kian pesat terlebih dalam menyentuh kalangan pemuda. Menurut Irwan perkembangan teknologi informasi ini ibarat pisau bermata dua.

Baca Juga

"Satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing. Namun pada sisi yang lain perkembangan ini mempunyai dampak negatif, informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari ponografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme," kata Irwan.

Irwan berharap para pemuda dapat menyaring dampak dari perkembangan teknologi dan informasi. Pemuda harus memperioritaskan perkembangan teknologi informasi untuk menyerap ilmu pengetahuan. Supaya generasi muda tumbuh untuk menjadi karakter yang kuat buat bangsa ke depan.

Irwan menggambarkan saat ini generasi muda punya pola pikir serba cepat, instan, lintas batas, individualistik dan gramatik. Hal-hal tersebut kata Irwan merupakan pengaruh dari mudahnya mendapatkan informasi melalui sosial media.

Politikus PKS itu menilai tantangan pemuda zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu. Zaman dahulu, pemuda berjuang keluar dari jebajakan lingkaran kesukuan, agama, ras dan kultur. Hal itu terbukti berhasil dengan terwujudnya Sumpah Pemuda 91 tahun silam.

"Tugas pemuda saat ini adalah harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia, demi menyongsong masa depan dunia yang lebih baik," ujar Irwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement