Ahad 27 Oct 2019 05:03 WIB

Irak Berdarah Lagi, Demontrasi Terus Telan Korban

Demonstrasi Irak kembali pecah dan setidaknya terdapat 40 pengunjuk rasa meninggal

Pengunjuk rasa melakukan pembakaran dan memblokir jalan selama demonstrasi di Baghdad, Irak, Ahad (6/10). Lebih dari 100 orang meninggal dalam protes tersebut.
Foto: AP Photo/Khalid Mohammed
Pengunjuk rasa melakukan pembakaran dan memblokir jalan selama demonstrasi di Baghdad, Irak, Ahad (6/10). Lebih dari 100 orang meninggal dalam protes tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Dwina Agustin

BAGHDAD -- Demonstrasi Irak kembali pecah dan setidaknya terdapat 40 pengunjuk rasa meninggal dunia pada Jumat (25/10). Aksi yang menuntut masalah korupsi dan kesulitan ekonomi ini sempat berhenti sementara selama tiga pekan yang lalu.

Menurut sumber medis dan Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Irak (IHCHR), lebih dari 2.000 orang terluka di seluruh negeri. Korban jiwa berjatuhan ketika pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan seorang milisi yang didukung Iran melepaskan tembakan untuk mencoba menahan demonstrasi.

Polisi menyatakan, perwira intelijen pemerintah dan anggota milisi Asaib Ahl al-Haq juga tewas dalam bentrokan dengan para pengunjuk rasa di Kota Amara. Laporan BBC menyatakan, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di Lapangan Tahrir Baghdad pada Jumat pagi. Ketika beberapa orang mencoba memasuki zona hijau, tempat gedung-gedung pemerintah berpangkalan, pasukan keamanan menggunakan gas air mata untuk mengusir mereka.

Sirene meraung-raung dan tabung gas air mata mendarat di tengah kelompok-kelompok pemrotes muda yang terbungkus bendera Irak dan meneriakkan "dengan hidup dan darah kami membela Irak." Kondisi yang tidak terkendali ini membuat korban berjatuhan.

IHCHR menyatakan, sebanyak delapan pemrotes meninggal dunia di Baghdad pada Jumat. Paling tidak lima dari mereka adalah pengunjuk rasa yang diserang oleh tabung gas air mata.

Di selatan, setidaknya sembilan pengunjuk rasa meninggal ketika anggota milisi Asaib Ahl al-Haq (AAH) yang didukung Iran menembaki para pengunjuk rasa yang mencoba membakar kantor kelompok di Kota Nasiriya. Kemudian, delapan orang tewas di Kota Amara, termasuk enam pemrotes, satu anggota AAH, dan satu perwira intelijen.

Sebanyak tiga pengunjuk rasa pun meninggal di Basra, wilayah kaya minyak, satu di Hilla, dan satu di Samawa. Sedangkan di Kota Diwaniya, menurut petugas kamar mayat dan sumber polisi, 12 pengunjuk rasa tewas setelah terperangkap di sebuah gedung yang terbakar.

Bangunan, yang menampung kantor-kantor lokal Organisasi Badr yang didukung Iran, tampaknya dibakar oleh pengunjuk rasa. Mereka tidak menyadari di dalam bangunan itu terdapat orang yang bisa terbakar pula. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Khalid al-Muhanna mengatakan, sedikitnya 68 anggota pasukan keamanan terluka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement