REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sekitar 60 ribu ton beras hasil produksi petani Merauke saat ini terancam tidak dapat dijual akibat berbagai faktor. Sekda Merauke Daniel Pauta mengakui puluhan ribu ton beras itu saat ini masih berada di petani.
Menurutnya, Bulog menjadi satu-satunya harapan petani untuk membeli dan menampung beras produksi petani di Merauke tersebut.
"Namun perusahaan milik negara itu hanya membeli sesuai kuota yakni sekitar 26 ribu ton," kata Daniel Pauta seraya mengakui, panen tahun ini memang lebih banyak dibanding 2018.
Kabupaten Merauke memiliki lahan pertanian yang ditanami padi mencapai 59.751 hektare dengan lahan yang dipanen sekitar 58.764 hektare. Pemda Merauke sangat berharap Bulog agar mau membeli beras produksi petani. Sehingga, para petani tidak kesulitan dalam memasarkannya.
Sekda Pauta mengaku, dari keterangan Bulog Merauke terungkap biaya angkut yang tinggi bila membeli beras dari Merauke. Hal itu terjadi meski sudah ada perusahaan pelayaran yang mau mengangkut dengan biaya sekitar Rp 610 per kg dari Merauke ke Jayapura.
“Belum bisa dipastikan beras tersebut dijual kemana, bila Bulog tetap enggan menampung seluruhnya,” ungkap Sekda Merauke Pauta.