REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra dipastikan bergabung ke dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Melihat hal tersebut, Partai Demokrat mengaku tak memiliki kapasitas untuk mengomentari susunan kabinet untuk lima tahun ke depan.
"Demokrat tidak dapat menilai lebih lanjut, kami hanya memberikan apresiasi. Kami hanya menonton dan melihat," ujar Ketua Fraksi Demokrat di DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (22/10).
Partai berlambang bintang mercy itu menyerahkan seluruh keputusan soal kabinet kepada Jokowi. Namun, Ibas mengingatkan kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk memilih menteri yang tepat.
"Semoga yang dipilih adalah orang-orang yang berkompeten. Orang-orang yang benar-benar sesuai dengan visi misi Pak Presiden dan tentu bisa membawa kemajuan terhadap pembangunan," ujar Ibas.
Ibas juga mengatakan, Partai Demokrat akan mendukung program Jokowi-Ma'ruf Amin yang menyejahterakan masyarakat. Namun, mereka juga akan mengawasi dan mengkritisi kerja pemerintah yang dinilai tidak memuaskan.
"Yang penting negara adil, rakyat sejahtera. Selama ini sama Partai Demokrat, fraksi Partai Demokrat yang sudah baik dilanjutkan, yang belum baik diperbaiki," ujar Ibas.
Sebelumnya, publik masih bertanya-tanya soal bergabungnya Partai Demokrat ke dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan masih enggan berkomentar banyak terkait bergabungnya Partai Gerindra ke dalam kabinet kerja jilid II.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Panjaitan menduga bahwa Presiden Joko Widodo telah mengantongi nama-nama menteri yang akan mengisi kabinetnya. Meski begitu. Partainya siap mengajukan nama Agus Harimurti Yudhoyono jika Jokowi memerlukan pikiran dan tenaganya untuk lima tahun ke depan.
"Kalau dia (Jokowi) butuh anak-anak muda yang kalau soal kecepatan, ya saya tidak ragu untuk menyebut nama Mas AHY sebagai tokoh muda," ujar Hinca.