Selasa 22 Oct 2019 13:56 WIB

Presiden PKS Minta Kadernya tak Komentari Sikap Partai Lain

PKS menghormati sikap politik pihak lain sebagai cermin kedewasaan berdemokrasi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengeluarkan imbauan kepada kadernya agar tidak mengomentari langkah-langkah politik partai lain. Menurutnya, PKS menghormati sikap politik pihak lain.

Ia juga berharap pihak lain menghormati sikap politik yang diambil PKS. "Hal tersebut sebagai cermin kedewasaan kita dalam hidup berdemokrasi," kata Sohibul dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (22/10).

Baca Juga

Terkait sikap politik PKS yang di luar pemerintahan, ia juga mengimbau agar para kader menyampaikannya secara tegas dan jelas. Namun, ia menambahkan, tidak dengan konotasi arogan apalagi seolah menantang untuk beroposisi sendirian.

"Sampaikanlah dengan objektif, argumentatif namun tetap rendah hati," pesannya.

Ia memahami hal tersebut merupakan pilihan yang berat. Namun, PKS merasa bertanggung jawab untuk menjaga marwah demokrasi yang sudah menjadi pilihan jalan politik PKS dan juga bangsa ini, dengan memilih tetap di luar pemerintahan.

Jelang pelantikan kabinet beberapa politikus PKS memang gencar mengeluarkan pernyataan. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera beberapa kali mengatakan bahwa PKS siap beroposisi sendiri.

Sementara itu Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) menceritakan Menteri Sekretaris Negara Pratikno sempat menawari partainya untuk masuk ke dalam koalisi. Namun, ia menolak demi menjaga marwah demokrasi di Indonesia.

"Ngapain kemarin kompetisi ada dua capres kalau ujung-ujungnya hanya satu juga. Ya berkompetisi itu ada konsekuensinya. Jadi kami ingin menyelamatkan demokrasi," ujar HNW di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement