Selasa 22 Oct 2019 12:10 WIB

PKS Oposisi, Sohibul Akui Itu Pilihan Berat

"PKS merasa bertanggung jawab untuk menjaga maruah demokrasi," ujar Sohibul.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra memastikan diri akan bergabung ke dalam kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Melihat hal tersebut, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) teguh dengan sikap mereka sebagai oposisi, walaupun harus sendiri.

Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman mengatakan bahwa hal tersebut bukan merupakan pilihan yang ideal. Bahkan, terkesan berat bagi partainya untuk lima tahun ke depan.

Baca Juga

"Ketahuilah ini memang bukan pilihan ideal, bahkan pilihan berat, namun di tengah partai-partai lain memilih bergabung dalam pemerintahan, PKS merasa bertanggung jawab untuk menjaga maruah demokrasi," ujar Sohibul lewat keterangan resminya, Selasa (22/10).

Ia menjelaskan, bahwa sejak pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019, PKS telah mengambil sikap. Jika partainya atau pasangan calon presiden yang mereka dukung kalah, maka mereka akan berada di luar pemerintahan atau oposisi.

Namun, ia tegaskan bahwa sikap PKS bukan merupakan sikap menantang pemerintahan. Sebab, ia tetap mengimbau kadernya untuk tetap mengkritik dan mengawasi secara objektif.

"Agar disampaikan secara tegas dan jelas namun tidak dengan konotasi arogan apalagi seolah menantang untuk beroposisi sendirian. Sampaikanlah dengan objektif, argumentatif, namun tetap rendah hati," ujar Sohibul.

Ia juga mengimbau kepada kader PKS untuk tidak mengomentari langkah politik dari pihak lain. Sohibul ingin partainya dapat menghormati segala keputusan dari partai lain dalam berpolitik.

"PKS menghormati sikap politik pihak lain, dan semoga pihak lain pun menghormati sikap politik PKS. Hal tersebut sebagai cermin kedewasaan kita dalam hidup berdemokrasi," ujar Sohibul.

Diketahui, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku diminta untuk masuk ke kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Meski tak menyebut spesifik pos menteri yang akan ia emban, namun Prabowo menyebut ia akan membantu kabinet Jokowi-Ma'ruf di bidang pertahanan.

"Saya diminta bantu beliau di bidang pertahanan," ujar Prabowo.

Selain mantan Danjen Kopassus itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo juga dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Kabarnya, ia akan mengisi kursi Menteri Pertanian yang sebelumnya dipegang oleh Amran Sulaiman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement