REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sebanyak empat orang petugas pemadam kebakaran (damkar), Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Damkar Kota Tasikmalaya, terluka saat bertugas memadamkan kebakaran di pabrik pengolahan kayu PT Bina Kayone Lestari (BKL) di Kota Tasikmalaya, Ahad (20/10). Dua orang mengalami luka bakar serius dan harus menjalani perawatan intensif.
Salah satu anggota Damkar Kota Tasikmalaya Syamsudin mengatakan, pihaknya menerima laporan kebakaran pada Ahad dini hari sekitar pukul 01.20 WIB. Ketika sampai di lokasi, api terlihat di corong tempat penyedotan serbuk kayu. "Kita lakukan pemadaman sampai sore. Saat pendinginan, api kembali muncul," kata dia, Ahad (20/10).
Akibat api yang muncul tak terduga, petugas yang sedang melakukan pendinginan tersambar api. Petugas pun langsung menolong korban yang tersambar api dan membawa korban ke rumah sakit.
Syamsudin menyebutkan, dua orang mengalami luka bakar hingga 40 persen, sementara dua orang lainnya mengalami luka ringan. "Dua harus dioperasi, sisanya rawat jalan," kata dia.
Kepala Bagian Pengeringan Kayu PT BKL, Dani Krisnadi mengatakan, awal kebakaran bermula pada Sabtu pukul 24.00 WIB. Para pekerja di lapangan berusaha memadamkan dengan alat seadanya. Namun, api tak juga padam. Karena itu, pihaknya memanggil damkar. "Tapi ketiga petugas memadamkan, letupan keluar dan kena petugas damkar," kata dia.
Menurut dia, petugas yang terluka itu langsung dibawa ke rumah sakit. Sementara upaya pemadaman terus dilakukan. Baru api dapat dipadamkan pada Ahad malam.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengakui, kecelakaan kerja yang terjadi kepada petugas damkar disebabkan kurangnya kewaspadaan dan peralatan yang minim. Ia menyebut, kejadian itu harus menjadi pembelajaran bagi petugas damkar.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya juga akan memberikan anggaran tambahan untuk Damkar Kota Tasikmalaya. "Agar alat keamanan terjamin," kata dia, Senin (21/10).
Untuk korban, Budi menegaskan, pemkot menanggung penuh biaya perawatan. Pihak perusahaan juga akan membantu memberikan santunan kepada para korban. Selain itu, ia mengimbau warga agar lebih waspada terjadinya kebakaran. Apalagi, saat ini masih merupakan musim kemarau.
"Karena gesekan dikin bisa jadi api. Masyarakat semua harus lebih hati-hati lagi, juga para petugas damkar. Semoga tidak kejadian lagi," kata dia.
Direktur Utama PT BKL Hariyadi mengatakan, kebakaran yang terjadi di tempatnya murni merupakan kecelakaan. Tidak ada unsur kesengajaan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa. Namun, ia mengatakan, tidak ada korban dari pihak karyawan. "Kita akan bertanggung jawab. Ini murni kecelakaan. Kita sudah koordunasi untuk perawatan korban," kata dia.
Akibat kejadian itu, ia mengatakan, operasional pabrik terganggu. Menurut dia, kerugian dari kebakaran dan berhenti beroperasinya pabrik diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.