Senin 21 Oct 2019 07:17 WIB

Ini Pesan Tokoh Agama untuk Jokowi-KH Ma'ruf

Jokowi-KH Ma'ruf diharapkan dapat menyatukan kembali seluruh rakyat.

Presiden Joko Widodo bersiap mengikuti upacara pelantikan presiden dan Wakil Presiden di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo bersiap mengikuti upacara pelantikan presiden dan Wakil Presiden di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden periode 2019-2024, Ahad (20/10). Sejumlah tokoh agama menyampaikan harapan dan mendoakan Jokowi-KH Ma'ruf agar dapat menjalankan amanah sebaik-sebaiknya dalam lima tahun ke depan.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nasir mengucapkan selamat atas pelantikan Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'ruf. Ia berharap keduanya dapat menunaikan amanat dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya untuk mengayomi serta menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

Baca Juga

Haedar mengingatkan bahwa tantangan Indonesia lima tahun ke depan sangat berat. Menurut dia, ada lima tantangan utama yang mesti diselesaikan Jokowi-KH Ma'ruf. Pertama, kata dia, menyatukan seluruh rakyat selepas pemilihan presiden yang membelah dan setelah peristiwa di Wamena, Papua, yang meninggalkan luka sosial.

"Tantangan kedua, menyelesaikan kesenjangan sosial dan pemberantasan korupsi yang menjadi problem krusial bangsa," kata Haedar kepada Republika, Ahad (20/10).

Selain kedua tantangan itu, ujar Haedar, tantangan lainnya adalah menjaga kedaulatan Tanah Air agar kekayaan Indonesia dapat dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Keempat, menciptakan good governance agar pemerintahan bersih dan pemerintah untuk kepentingan rakyat.

Haedar mengatakan, tantangan kelima adalah membangun konsolidasi demokrasi yang sejiwa dengan konstitusi. "Kami percaya Pak Jokowi dengan pengalaman lima tahun memimpin tentu semakin paham bagaimana membangun Indonesia menjadi maju, adil, makmur, bersatu, dan berdaulat sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa," ujarnya.

Tokoh Nadhlatul Ulama Mustofa Bisri atau Gus Mus turut menyampaikan selamat kepada Jokowi-Kiai Ma'ruf. Ia mendoakan agar keduanya dapat melaksanakan tanggung jawab sebaik mungkin.

"Semoga selamat melaksanakan amanah dan tanggung jawab menyejahterakan rakyat, baik yang mendukung Bapak berdua atau tidak," ujar Gus Mus dalam akun Instagram pribadinya, Ahad (20/10).

Menurut Gus Mus, secara lahiriah rakyat yang memilih. Namun, menurut dia, secara hakikat, Allah-lah yang memilih dan menjadikan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin menjadi presiden dan wakil presiden. Gus Mus menilai, tanggung jawab keduanya sangat berat tetapi mulia.

"Pimpinlah kami rakyat Indonesia dengan cinta dan belas kasih seraya senantiasa mengingat dan memohon pertolongan Allah. Tantangan seberat apa pun akan terasa ringan bersama Allah dan pertolongan-Nya," ungkapnya.

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini juga mengingatkan Presiden Jokowi dalam memilih para menterinya. Gus Mus meminta agar Presiden memilih pembantu yang membantu, bukan yang mengganggu kerja. Jokowi diingatkan agar memiliki menteri yang mempunyai komitmen keindonesiaan dan mau bekerja tulus untuk Indonesia maupun rakyat Indonesia.

"Jangan memilih mereka yang menawarkan diri membantu Bapak berdua kecuali mereka yang memang memahami hajat hidup rakyat Indonesia dan mempunyai kemampuan bekerja menjalankan tugas mereka," kata Gus Mus berpesan.

photo
Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan keterangan kepada wartawan usai upacara pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2019).

Ketua PBNU Robikin Emhas menyampaikan harapan PBNU untuk kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma'ruf. Pertama, Robikin berharap agar pasangan umara dan ulama tersebut bisa memimpin negeri ini dengan keteladanan. "Kita membutuhkan uswah," ujar Robikin kepada Republika, Sabtu (19/10)

Dengan memberikan teladan sikap dan perilaku, dia melanjutkan, tidaklah susah bagi seorang pemimpin untuk mengarahkan kemudi kepemimpinannya mencapai cita-cita bangsa Indonesia. Robikin juga berharap Jokowi-KH Ma'ruf membangun visi keumatan dan kebangsaan. Menurut dia, modal ideologi Pancasila sebagai dasar negara harus menjadi kekuatan utama perekat kebangsaan.

"Dalam tatanan praktis, Pancasila belum terimplementasi dengan baik sehingga masih terjadi banyak konflik dan kekerasan yang mengatasnamakan SARA, politisasi agama, dan sebagainya," kata Ketua PBNU asal Gresik ini.

Ketiga, Robikin berharap Jokowi-KH Ma'ruf membangun visi pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagai modal utama bagi pembangunan suatu bangsa. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi, yang notabene menjadi modal penting pembangunan ke depan.

Oleh karena itu, SDM harus diarahkan untuk menghadirkan keunggulan-keunggulan, menciptakan inovasi-inovasi yang berdaya saing. "Ini penting untuk menyelesaikan tantangan kemiskinan, disparitas, dan sebagainya," katanya. n fuji eka permana/ali mansur/muhyiddin, ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement