REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai, ada perbedaan konsep yang diusung Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan ini disampaikan Mardani terkait manuver Prabowo yang merapat dengan koalisi Jokowi.
"Konsep Pak Prabowo itu berbeda. Betul (berbeda), jadi agak lucu," ujar Mardani dalam diskusi yang digelar di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10).
Mardani menyinggung, saat kampanye, banyak sekali kritik yang dilontarkan oleh Prabowo kepada Jokowi. Hal tersebut, kata Mardani, semakin menunjukkan adanya perbedaan konsep.
Mardani yang kerap menegaskan sikap PKS tetap oposisi itu juga mengatakan, partai politik perlu belajar memiliki etika publik dan logika demokrasi. Artinya, seharusnya para partai politik ataupun tokoh politik harusnya memperjuangkan apa yang menjadi janjinya saat kampanye. Hal ini, kata Mardani pun, tetap bisa diperjuangkan dari luar pemerintahan.
"Ketika kami mengatakan bahwa proposal kami misalnya mengatakan a bisa 7 persen, Pak Jokowi 5 persen. Proposal kami untuk bangun swasembada pangan gini, Pak Jokowi seperti itu. Ya nanti kita perjuangkan itu di oposisi, sehingga misal Pak Jokowi yang tadinya 5 jadi 6. harusnya kalau kami yang menang jadi 7," papar Mardani.
Kendati menggarisbawahi perbedaan itu, Mardani mengatakan, dirinya tidak sedang mengkritik sikap politik Gerindra. "Tapi tidak dalam konteks saya kritik Gerindra, tidak. PKS akan selalu bersahabat dengan semua partai karena pilihan partai mandiri, bebas," ujar Mardani.
Mardani sendiri mengatakan, pada detik-detik pengumuman kabinet, PKS tidak hanya sendiri menjadi oposisi. Pria yang menjadi inisiator tagar #KamiOposisi yakin bahwa nantinya akan ada partai lain yang menegaskan sikap sebagai oposisi.
"Saya tetap berharap, ada yang oposisi, oposisi by design, mungkin juga ada oposisi by accident. Kalau ternyata pas pengumumannya ternyata tidak sesuai kursi yang diinginkan dan jumlahnya, kalau kami yakin oposisi minat begitu," ujar Mardani.