Jumat 18 Oct 2019 18:08 WIB

Sri Mulyani: Stamina Menteri Harus Lebih Kuat dari Presiden

Para menteri kabinet kerja dapat bekerja sebagai tim karena terkait satu dan lainnya.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolanda
Dari kiri, Menaker Hanif Dhakiri, Menkeu Sri Mulyani, Menlu Retno Marsudi, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono dan Menhub Budi Karya Sumadi bernyanyi dalam acara silaturahmi kabinet kerja di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Dari kiri, Menaker Hanif Dhakiri, Menkeu Sri Mulyani, Menlu Retno Marsudi, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono dan Menhub Budi Karya Sumadi bernyanyi dalam acara silaturahmi kabinet kerja di Istana Negara, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sebagai pembantu Presiden, stamina seorang menteri harus lebih kuat dari pemimpinnya agar bisa mengimbangi dalam bekerja. Bagi dia, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sendiri memiliki stamina yang kuat.

"Stamina beliau berdua luar biasa. Jadi sebagai menteri kira harus lebih kuat untuk bisa mengimbangi," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (18/10). 

Baca Juga

Menurut Sri Mulyani, Presiden dan Wapres merupakan sosok pemimpin yang sering turun ke lapangan. Sementara itu, tugas para menteri tak hanya bekerja di belakang meja tetapi juga membahas kebijakan-kebijakan pemerintah.

"Ini adalah salah satu tantangan dari sisi stamina. Karena selain memikirkan policy, kita mikirin data, kita harus pergi ke lapangan. Itu adalah salah satu kesan," ujar dia. 

Selain itu, kata dia, selama ini Presiden juga menekankan agar para menteri kabinet kerja dapat bekerja sebagai tim. Sebab, permasalahan di negara ini selalu terkait satu dengan lainnya. 

Sri Mulyani pun berpesan, agar dalam pemerintahan di periode kedua Jokowi nanti, pemerintah semakin fokus untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan juga menurunkan kemiskinan.

"Dari APBN kita berharap APBN bisa terjaga dengan baik. Penerimaan pajak bisa meningkat dan belanja semakin baik sehingga masyarakat betul-betul bisa mendapatkan manfaat maksimal dari setiap rupiah yang dibelanjakan untuk kesejahteraan," jelas Menkeu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement