REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim inovator PT Petrokimia Gresik memperoleh lima penghargaan dalam ajang konvensi inovasi internasional '25th Asia Pasific Quality Organization (APQO)'. Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi mengatakan, pihaknya mengirim empat tim Gugus Inovasi untuk mengikuti APQO yang dilaksanakan di Kuta, Bali.
Keempat tim tersebut antara lain dua tim Gugus Inovasi Operational (GIO) 555 dan Fluor, serta dua tim Sistem Saran (SS) Kalibrasi dan New Balance. "Gugus-gugus yang berangkat ini merupakan gugus berprestasi di konvensi nasional TKMPN (Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional) pada 2017 dan 2018," ujar Rahmad, melalui siaran persnya, Kamis (17/10).
Keempatnya, kata Rahmad, mampu membawa pulang penghargaan setelah bersaing dengan 100 peserta atau kontingen dari berbagai negara. Seluruhnya berhasil mendapatkan predikat '3 Stars', sedangkan GIO 555 membawa tambahan penghargaan sebagai 'Best Impact on Transformation'.
Rahmad menjelaskan, inovasi saat ini lebih dari sekadar budaya dan tata nilai di Petrokimia Gresik, namun sudah menjadi DNA perusahaan. Untuk itu, manajemen sangat mendukung setiap insan Petrokimia Gresik yang ingin menunjukkan karyanya melalui kompetisi semacam ini.
Adapun inovasi yang diciptakan GIO 555 berjudul mengurangi caking Pupuk NPK dari 61 perswn menjadi 34 persen dengan modifikasi sistem pendingin di Unit Phonska I dalam sembilan bulan. Melalui inovasi ini, perusahaan berhasil melakukan penghematan biaya produksi sebesar Rp 268 juta dan menghapus biaya reprocessing dan reclaiming sebesar Rp 117 juta.
Kemudian inovasi GIO Fluor berhasil meningkatkan value dari bahan H2SiF6 atau asam fluosilikat yang berasal dari Pabrik Asam Fosfat II. H2SiF6 yang sebelumnya hanya berupa limbah untuk di buang, kini dapat diolah menjadi bahan baku produksi Aluminium Fluoride (AlF3). Seperti diketahui, saat ini Petrokimia Gresik banyak mengekspor AlF3 yang merupakan bahan penolong dalam industri peleburan tembaga.
Sedangkan SS Kalibrasi mampu menciptakan alat kalibrasi wettest meter yang berfungsi untuk mengalibrasi alat ukur volume gas. Alat ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan telah mengantongi ISO:4787. Selama ini kalibrasi wettest meter harus dilakukan di Jerman, sehingga dengan adanya alat ini, perusahaan dapat menghemat waktu dan biaya kalibrasi.
SS New Balancing berhasil membuat aplikasi berbasis Android bernama Petro Balancing. Aplikasi ini merupakan pertama yang diciptakan untuk mempermudah dan mempersingkat waktu proses balancing peralatan pabrik yang berputar. Selama ini proses mencari kondisi unbalancing dilakukan secara manual menggunakan kertas grafik. Aplikasi ini mampu menggantikan peran kertas grafik tersebut.
Rahmad berharap, prestasi ini dapat memotivasi Insan Petrokimia Gresik lainnya untuk terus berinovasi. Ajang ini juga menjadi wadah untuk perbaikan bagi tim yang berprestasi karena tim Inovasi terbaik dari berbagai dunia tampil dalam event ini.
“Inovasi yang dilakukan Petrokimia Gresik tersebut merupakan bentuk peningkatan efisiensi, efektivitas, dan daya saing perusahaan untuk mewujudkan diri sebagai perusahaan solusi agroindustri,” kata Rahmad.