Rabu 16 Oct 2019 16:53 WIB

Kabut Asap Tebal, Pengendara di Sumbar Diminta Hati-Hati

Jarak pandang akibat kabut asap kurang dari 700 meter di Solok Arosuka, Sumbar.

Red: Nur Aini
Foto udara kawasan Kota Padang yang diselimuti kabut asap di Sumatera Barat, Selasa (15/10/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Foto udara kawasan Kota Padang yang diselimuti kabut asap di Sumatera Barat, Selasa (15/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Kapolres Solok Arosuka, Sumatera Barat, AKBP Ferry Irawan mengimbau pengendara untuk berhati-hati dan mengurangi kecepatan serta menghidupkan lampu kendaraan pada siang hari. Hal itu karena jarak pandang akibat kabut asap kurang dari 700 meter.

"Kabut asap cukup pekat, apalagi bercampur embun di Arosuka, sehingga jarak pandang terbatas dan mengaburkan pandangan. Kami minta pengendara motor dan mobil berhati-hati," kata AKBP Ferry Irawan di Arosuka, Rabu (16/10).

Baca Juga

Menurutnya, masyarakat harus mengurangi kecepatan dan menghidupkan lampu depan kendaraan agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas. Apalagi cuaca yang mulai mendung membuat kabut asap dan embun semakin pekat, dan mengaburkan pandangan. Jika hujan, jalan lebih licin dan kabut lebih tebal. Hal tersebut tentu membahayakan pengendara saat melintasi jalan.

Ia berharap masyarakat juga menggunakan masker saat berkegiatan di luar ruangan sehingga tak terpapar langsung asap. Selain itu, pihaknya tetap siaga jika terjadi hal-hal yang dikhawatirkan mengganggu lalu lintas.

Sementara, Kepala BPBD Kabupaten Solok, Armen mengatakan berdasarkan Pemantau Atmosfer Global (SPAG/GAW) Bukit Kototabang, Agam, analisis citra satelit Himawari BMKG pada 14 Oktober 2019 pukul 11.00 WIB menunjukkan adanya sebaran asap yang mulai masuk ke wilayah tenggara Sumbar.

"Sebaran asap sendiri terpantau meluas dari wilayah Riau, Jambi dan Sumsel. Hal ini sejalan dengan masih adanya hotspot atau titik api yang terpantau pada daerah tersebut," ujarnya.

Ia menjelaskan berdasarkan pengukuran PM10 di GAW Kototabang dalam tiga hari terakhir menunjukkan angka pada level menengah yang umumnya terjadi mulai siang hingga sore hari. Level itu masih berada di bawah baku mutu.

Sedangkan parameter Aerosol Optical Depth (AOD) masih berada pada nilai <1, yang berarti kondisi udara secara umum belum terkontaminasi partikulat padat seperti debu dan partikel asap kebakaran. Namun, pada prediksi model terdapat potensi penurunan kualitas udara ke level sedang secara meluas pada Kamis, 17 Oktober 2019 yang dampaknya paling umum yaitu penurunan jarak pandang.

Keberadaan PM10 dengan konsentrasi pada level sedang biasanya memberi dampak kurang baik pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia serta kelompok yang  memiliki riwayat gangguan saluran pernapasan. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan memakai masker di luar ruangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement