REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan mengikuti doa bersama yang akan digelar di Istana Merdeka usai dilantik di Gedung MPR pada Ahad (20/10). Kepala Staf Presiden Moeldoko menjelaskan, doa bersama rencananya akan dipimpin Maruf Amin selaku wakil presiden terpilih.
"Kalau di Istana, hanya nanti ada berdoa bersama. Mungkin dibikin oleh Pak Wapres," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden, Rabu (16/10).
Pagi harinya, sebelum acara pelantikan di Gedung MPR, Presiden Jokowi akan mengikuti courtesy call atau kunjungan kehormatan dari sejumlah kepala negara sahabat. Acara ini akan diadakan di Istana Kepresidenan.
Sementara sore harinya, selain doa bersama, presiden dan wakil presiden yang sudah dilantikan dijadwalkan akan melakukan sejumlah pertemuan. Moeldoko juga memberi sinyal bahwa pengumuman menteri kabinet di bawah Jokowi-Maruf bisa saja dilakukan pada hari yang sama dengan pelantikan. "Kalau Bapak Presiden sepertinya ingin bekerja, ya bisa saja terjadi pengumuman ya," kata Moeldoko.
Parade budaya batal
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membatalkan rangkaian acara parade budaya dan arak-arakan di Jakarta yang sedianya akan digelar setelah dilantik.
Moeldoko menjelaskan, alasan utama pembatalan rangkaian karnaval budaya yang persiapannya sudah mencapai 95 persen adalah keinginan Presiden Jokowi untuk segera bekerja. Selain itu, Moeldoko juga menyebutkan bahwa Jokowi ingin rangkaian pelantikannya berlangsung khidmat dan sederhana.
"Ini perlu kita sampaikan agar teman-teman yang sudah siapkan tidak kecewa. Karena presiden ingin segera bekerja. Berbagai tantangan yang dihadapi sehingga langsung bekerja ini yang ditunggu masyarakat. Intinya presiden, sudah mau kerja saja. Tidak usah ada euforia," jelas Moeldoko.
Bila pawai budaya dibatalkan di Jakarta, berbeda dengan di daerah. Pihak Istana masih mengizinkan parade budaya dan syukuran pelantikan Jokowi-Maruf Amin digelar di berbagai daerah, termasuk acara serupa yang akan diadakan di Jalan Malioboro, Yogyakarta.
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menambahkan bahwa pihaknya menerima keputusan Jokowi untuk membatalkan seluruh rangkaian parade budaya. Hanya saja ia mengaku tak bisa membendung antusiasme relawan Jokowi untuk ikut tumpah ruah di jalanan dan ikut hadir di Istana Merdeka.
"Dengan berat hati kita tiadakan karena kita pertimbangkan semangat dari Pak Presiden yang ingin perayaan ini berlangsung sederhana dan penuh khidmat dan spirit presiden, untuk pemerintahan ini langsung bekerja," katanya.