Selasa 15 Oct 2019 14:16 WIB

Warga Solok Mulai Rasakan Mata Perih Akibat Kabut Asap

Kabut asap di Solok Selatan semakin tebal.

Red: Nur Aini
Kabut asap (ilustrasi)
Kabut asap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Masyarakat di Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat, mulai merasakan mata perih saat berada di luar ruangan akibat makin tebalnya kabut asap yang menyelimuti daerah itu.

"Hari ini kabut asap yang menyelimuti Solok Selatan bertambah pekat dibandingkan hari sebelumnya, dan mata terasa perih saat di luar ruangan, terutama saat mengendarai sepeda motor," kata tokoh masyarakat Solok Selatan, S Wakiu Datuak Rajo Lingkar Bulan (55) di Padang Aro, Selasa (15/10).

Baca Juga

Dia mengatakan, kondisi kabut asap mulai tebal menyelimuti Solok Selatan sejak Senin (14/10) dan hari ini bertambah parah. Selain itu, kata dia, kabut asap yang semakin pekat juga sudah mulai menyesakkan napas.

Kepekatan kabut asap, kata dia, merata di semua daerah di Solok Selatan, tetapi yang paling parah di Padang Aro yang menjadi pusat pemerintahan. Warga lainnya, Edi (42 tahun), mengatakan, hal yang sama yaitu mata terasa perih akibat kabut asap terutama saat berkendara. Selain itu, jarak pandang sudah terbatas akibat semakin tebalnya kabut asap.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan, Inroni Muharamsyah mengatakan saat ini kondisi kabut asap memang lebih tebal dibanding hari sebelumnya. Asap tersebut merupakan kiriman dari daerah lain sebab di kabupaten itu tidak ada kebakaran hutan dan lahan.

Untuk wilayah Solok Selatan, kata dia, paling dekat dengan Provinsi Jambi dan Riau. Pemerintah mengimbau masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Sementara Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan, Dinas Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Solok Selatan, Murtamin, mengatakan, dalam satu pekan ini pihaknya belum melakukan pengukuran kualitas udara.

"Alat kami belum terakreditasi jadi kami berpatokan ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang," katanya.

Sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit KototabangWan Dayantolis mengatakan, peningkatan konsentrasi partikulat diperkirakan masih berada di level sedang atau di bawah nilai ambang batas konsentrasi polutan yang dibolehkan berada di udara ambien yaitu di bawah 150 µgram/m3. Daerah-daerah dengan konsentrasi partikulat (pm10) diprediksi paling tinggi yaitu Kabupaten Dharmasraya 63 µgram/m3, Kota Sawahlunto 67 µgram/m3, Solok 70 µgram/m3, Kabupaten Solok 70 µgram/m3, Sijunjung 67 µgram/m3, Kabupaten Solok Selatan 64 µgram/m3.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement