Selasa 15 Oct 2019 12:05 WIB

PKB: Yang Datang Belakangan, Dapat Jatah Belakangan

Muhaimin Iskandar sebelumnya menganalogikan Gerindra sebagai makmum masbuk.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) bersama Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri).
Foto: Antara/Reno Esnir
Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) bersama Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menganalogikan Partai Gerindra sebagai makmum masbuk. Namun, ia enggan menjelaskan maksud dari hal tersebut yang ditujukan kepada partai besutan Prabowo Subianto itu.

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid menjelaskan maksud dari pria yang akrab disapa Cak Imin itu. Menurut dia, Partai Gerindra dinilai sebagai jamaah yang datang belakangan dalam shalat.

Baca Juga

"Kalau dianalogikan dengan makmum masbuk ya seperti itu, yang datang belakangan ya dapat jatah belakangan," ujar Jazilul di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/10).

Meski begitu, dalam pertemuan antara Cak Imin dan Prabowo itu, Partai Gerindra mengaku siap mendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Baik di dalam sebagai kabinet atau di luar sebagai oposisi.

 

"Gerindra siap bekerja sama di dalam pemerintahan ataupun di luar pemerintahan. Jadi kalau urusan menteri urusan Pak Jokowi, bukan urusan Cak Imin," ujar Jazilul.

Ia pun yakin, Presiden Joko Widodo akan memprioritaskan partai yang sudah mendukungnya dari awal dalam membentuk kabinetnya. Meski PKB menyerahkan segala urusan tersebut kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Tapi bagi PKB tentu presiden mempertimbangkan mana yang datang di awal, mana yang datang belakangan. Kan ini perlu digarisbawahi ya, selama koalisi ini ada yang masuk dan keluar. Itu penting jadi catatan," ujar Jazilul.

Diketahui, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar mengaku tak masalah jika Partai Gerindra bergabung dengan kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Hal tersebut disampaikannya usai melakukan pertemuan dengan Prabowo Subianto.

"Ya tidak ada masalah, ya kan istilah salat itu ada imam ada makmum. Nah makmum yang datangnya di belakang kan namanya makmum masbuk," ujar pria yang akrab disapa Cak Imin itu di Kantor DPP PKB, Senen, Jakarta Pusat, Senin (14/10) malam.

Ia enggan menjelaskan maksud dari makmum masbuk yang ditujukannya kepada Partai Gerindra. Namun dalam pertemuan itu, Cak Imin bersepakat dengan Prabowo untuk membatu pembanguan negara.

"Secara umum kesepakatan kerjasama di legislatif dan berbagai bidang, untuk percepatan pembangunan nasional," ujar Cak Imin.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement