REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengalokasikan Rp 22 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk merampungkan proyek Palapa Ring. Palapa Ring merupakan infrastruktur komunikasi yang memanfaatkan kabel serat optik, baik di darat atau di laut, sepanjang 36 ribu kilometer (km) di seluruh Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menjelaskan, pelunasan proyek Palapa Ring dilakukan dengan skema availibility payment atau pembiayaan melalui ketersediaan layanan. Pemerintah akan membayar proyek Palapa Ring secara bertahap dengan jangka waktu yang disepakati dengan investor yakni 15 tahun.
"Jadi konsorsium yang bangun, konsorsium yang mengoperasikan, konsorsium yang memiliki asetnya sampai 15 tahun, baru nanti ditransfer," ujar Rudiantara usai peresmian Palapa Ring oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Senin (14/10).
Nilai pembiayaan Palapa Ring, ujar Rudiantara, sama dengan keperluan pengadaan tiga unit satelit. Satelit pertama akan diluncurkan pada 2020 dan dua satelit berikutnya menyusul setelah 2022.
Pemerintah juga berencana menambah jumlah menara BTS (Base Transceiver Station) hingga 4.000 unit pada 2020 nanti. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan masyarakat 'merdeka sinyal' setelah 2020.
Sebelumnya dalam peresmian Palapa Ring, Presiden Jokowi berharap infrastruktur telekomunikasi ini mampu memperkuat kinerja perdagangan nasional. Palapa Ring adalah infrastruktur telekomunikasi jaringan serat optik di sepanjang wilayah Indonesia seluas 36 ribu kilometer.
Palapa Ring-Timur dibangun sejauh 4.450 Km yang terdiri dari kabel bawah laut sejauh 3.850 km dan kabel darat sepanjang 600 km dengan landing point sejumlah lima belas titik pada 21 kota/kabupaten. Untuk wilayah timur mencakup Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Palapa Ring barat menjangkau wilayah Riau, Kepulauan Riau hingga Natuna. Sedangkan Palapa Ring Tengah meliputi Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara hingga ke Kepulauan Sangihe-Talaud.