Senin 14 Oct 2019 23:43 WIB

Nelayan Teluk Lampung Keluhkan Limbah Pabrik

Hasil tangkapan ikan nelayan payang selalu berkurang setiap hari.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dwi Murdaningsih
Nelayan payang Teluk Lampung sedang menarik jaring yang di tebar  di perairan teluk, Senin (14/10).
Foto: Republika/Mursalin Yasland
Nelayan payang Teluk Lampung sedang menarik jaring yang di tebar di perairan teluk, Senin (14/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDAR LAMPUNG – Sejumlah nelayan Sukaraja Teluk Lampung mengeluhkan masih adanya limbah-limbah pabrik yang dibuang ke perairan teluk. Dampaknya, hasil tangkapan ikan nelayan payang selalu berkurang setiap hari, apalagi perairan tersebut sekarang sudah dipenuhi sampah plastik.

Erwan, nelayan payang di Jalan Ikan Selar, Kelurahan Sukaraja, Telubetung, Bandar Lampung mengatakan, yang ditakutkan nelayan yakni pembuangan limbah dari pabrik-pabrik yang berdiri di dekan pesisir Teluk Lampung.

“Kami itu takut buangan limbah saja. Soalnya banyak ikan mati dan juga ikan menjauh dari tempat tangkapan ikan kami,” kata Erwan (37 tahun) yang ditemui Republika.co.id di kampung nelayan payang, Senin (14/10).

Menurut dia, ada dua hal yang mengancam keberadaan nelayan payang yangtergabung dalam Komunita Nelayan Sukaraja. Pertama, pembuatan limbah pabrik ke laut yang masih berlangsung sampai sekarang. Kedua, banyaknya sampah-sampah plastik setiap harinya.

 Ia mengatakan limbah pabrik biasanya dibuang pihak perusahaan yang tidak bertanggung jawab ketika waktu hujan. Atau, mengalirkan salurannya pada waktu tidak ditentukan, hilang dari pemantauan warga sekitar.

Bujang, nelayan payang lainnya mengatakan, limbah-limbah pabrik tersebut pernah mematikan banyak ikan di perairan Teluk Lampung. Saat itu, nelayan kehilangan mata pencarian. Selain ikan banyak mati, juga ikan-ikan yang masih hidup sudah tercemar racun.

“Kalau limbah pabrik itu sangat mengancam nasib kami. Soalnya ikan pada mati dan juga lari,” ujarnya.

Menurut dia, hasil tangkapan ikan nelayan payang setiap hari terus menurun, karena persoalan limbah dan sampah plastik sampai sekarang belum dapat diatasi segera oleh pemerintah.

Ia berharap Pemerintah Kota Bandar Lampung dan Pemerintah Provinsi Lampung mencegah dan memberikan sanksi tegas kepada perusahaan yang sengaja atau tidak sengaja membuang limbah pabrik ke laut. “Kami hanya rakyat kecil tidak bisa berbuat apa-apa kalau ada limbah di laut,” tuturnya.

Ia mengatakan limbah-limbah pabrik tersebut disalurkan atau dibuang ke laut melalui saluran air. Ketika hujan, ujar dia, limbah-limbah tersebut dialirkan biar tidak ketahuan masyarakat.

“Hujan deras beberapa hari lalu, kesepatan pabrik-pabrik membuang limbahnya ke laut, karena tidak kelihatan masyarakat,” katanya.

Pabrik-pabrik yang berada di kawasan Jalan Yos Sudarso merupakan pabrik bahan kebutuhan pokok rumah tangga. Belum bisa dikonfirmasi terkait pembuangan limbah tersebut, karena sangat ketat di penjagaan keamanan depan pintu gerbang. n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement