Senin 14 Oct 2019 17:38 WIB

Jokowi Minta Masukan Soal Amendemen Terbatas UUD 1945

Amendemen terbatas bersifat filosofis dan ideolofis mngenai visi Indonesia.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan, pada pertemuan tertutup di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan, pada pertemuan tertutup di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masukan kepada Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan terkait rencana amendemen terbatas UUD 1945 yang di dalamnya akan menghidupkan lagi garis-garis besar haluan negara (GBHN). Kendati demikian, Jokowi belum memberi pandangan final mengenai amandemen UUD 1945 ini. 

"Saya tadi bertanya mengenai amendemen ke beliau (Zulkifli) kan mantan ketua MPR, sehingga yang sudah dipersiapkan, kajian seperti apa, kira-kira seperti apa. Beliau kan masih di pimpinan MPR," ujar Jokowi singkat usai menerima Zulkifli di Istana Merdeka, Senin (14/10). 

Baca Juga

Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan membenarkan dirinya memang diminta memberi pandangan mengenai rencana amendemen terbatas UUD 1945. Ia menegaskan, dalam amendemen kali ini, posisi presiden dan wakil presiden RI masih dipilih melalui mekanisme pemilihan umum. 

Zulkifli menekankan, amendemen terbatas UUD 1945 lebih pada mempersiapkan target pembangunan nasional dalam jangka panjang. Amendemen terbatas, ujar dia, lebih bersifat filosofis dan ideologis.

Hal ini tentu berbeda dengan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang sifatnya lebih teknis. "Apakah nanti presiden itu dimandataris MPR, enggak. Itu cuma terbatas. Jadi, amendemen yang sangat terbatas, sifatnya filosofis, ideologis, yang menggambarkan visi Indonesia sampai 100 tahun kayak apa," kata Zulkifli. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement