REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menyambut Hari Penglihatan Sedunia/World Sight Day (WSD) 2019, Syamsi Dhuha Foundation (SDF), LSM nirlaba peduli Low vision, kembali ajak para Difabel Netra (DN) agar tidak ‘Mager’ (males gerak) dan ‘Tager’ (takut gerak) dengan bergabung di ‘Blind Run & Walk’. Kegiatan ini akan digelar esok lusa, Sabtu (12/10) pukul 06.00 WIB bertempat di Saraga ITB.
Kegiatan ini juga, merupakan pembukaan puncak acara dari rangkaian kegiatan SDF menandai WSD 2019 kerja sama dengan Sekolah Farmasi ITB, yang tahun ini bertemakan ‘Vision First’. Sebelumnya SDF telah melakukan pula beberapa program edukasi dan sosialisasi, seperti : Nobar (nonton bareng) film motivasi, Lovies Environment Care sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan Lovies Beauty Class agar sahabat DN miliki keterampilan berhias.
Buku nyaring elektronik 'Petualangan Dana'
Acara kemudian akan dilanjutkan di Gedung CRCS ITB, dengan rangkaian: Peluncuran buku nyaring elektronik ‘Petualangan Dana’ yang merupakan hasil kerjasama SDF dengan Prodi Desain Komunikasi Visual ITB. Buku nyaring elektronik ini dibacakan bilingual: Indonesia dan Inggris.
Sedangkan untuk versi cetaknya, buku bergambar 24 halaman ini, didesain dengan pewarnaan kontras, layout dan spasi berjarak, ukuran huruf yang relatif besar dan diberi tactile tuk dapat diraba.
Tak hanya itu, SDF juga memperkenalkan hasil pengembangan desain tongkat tuna netra I-Cane hasil kerja sama SDF dengan Prodi Desain Produk dan Biomedika ITB. I-Cane ini dilengkapi GPS tuk bisa lacak keberadaan DN saat disorientasi/ kehilangan arah, sensor penghalang yang keluarkan bunyi dan roda di ujung tongkat yang permudah pergerakan dan bisa berubah sebagai tumpuan saat harus naik tangga atau di atas permukaan yang tak rata.
“Diharapkan Low Vision Center SDF dapat menjadi salah satu wadah bagi penyandang DN untuk berinteraksi, berkreasi dan sebagai penghubung dengan berbagai lembaga/ institusi lainnya. Yang SDF coba hidupkan adalah semangat tuk berkreasi dan berinovasi. Tak mudah patah, tak mudah menyerah dengan situasi dan kondisi yang kerap kali kurang kondusif. Mampu melihat dan menangkap peluang dari celah sempit, mensiasati kesulitan yang menghadang di depan mata,” ungkap Dian Syarief, Ketua SDF yang juga penyandang Low vision, dalam keterangan yang diterima Republika.co.id.
Mewarnai jalannya acara, difasilitasi pula konsultasi mata gratis komprehensif bersama para dokter spesialis mata dari PMN RSM Cicendo dan konsultan Informasi Teknologi agar DN tak buta teknologi sehingga dapat kembangkan potensi dirinya dan lebih produktif. Sebagai puncak acara, ditampilkan Kasyfi Kalyasyena - pianis muda asal Garut yang raih penghargaan di kompetisi internasional bagi disabilitas, The Kennedy Center VSA (Very Special Arts) International Young Soloists Competition 2019 di Washington DC, AS, persembahkan ‘Winter Games’.
Tak ketinggalan penampilan para DN yang telah dilatih menari oleh para relawan, “Butuh kesabaran tuk melatih para DN ini, karena tanpa melihat tak mudah bagi mereka tuk lakukan gerakan seperti yang seharusnya. Semangat tinggilah yang akhirnya hantarkan mereka tuk bisa menari”, papar Laila Panchasari – Manajer SDF.
Dipenghujung acara para DN berkolaborasi tuk persembahkan berbagai lagu motivasi, seperti : ‘I Believe I Can Fly’, ‘Mengejar Matahari’, ‘Di atas Awan’, ‘Merakit Mimpi’ dan ‘Kita Bisa’.