Kamis 10 Oct 2019 22:34 WIB

Ninoy Bantah Pernyataan Pengurus DKM Al Falah

Ninoy meminta pernyataan pengurus DKM Al Falah mengklarifikasi pernyataannya.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Muhammad Hafil
Kondisi Masjid Al Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat pada Rabu, (9/10). Masjid itu jadi buah bibir lantaran diduga jadi lokasi pemukulan, penyekapan hingga persekusi terhadap Ninoy Karundeng. 
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Kondisi Masjid Al Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat pada Rabu, (9/10). Masjid itu jadi buah bibir lantaran diduga jadi lokasi pemukulan, penyekapan hingga persekusi terhadap Ninoy Karundeng. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat media sosial, Ninoy Karundeng, membantah pernyataan yang dilontarkan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid al-Falah, Iskandar yang menyebut tidak ada peristiwa penganiayaan maupun penyekapan terhadap dirinya di masjid tersebut pada 30 September lalu. Menurut Ninoy, saat penganiayaan terjadi, Iskandar tidak berada di tempat kejadian perkara (TKP). Sehingga Ninoy menyebut, Iskandar telah memberikan pernyataan palsu.

"Saya sebagai korban, apa yang disampaikan oleh Bapak Iskandar, saya tidak pernah melihat Bapak Iskandar di dalam masjid tersebut," kata Ninoy di Molda Metro Jaya, Kamis (10/10).

Ninoy pun meminta Iskandar agar mengklarifikasi pernyataan yang telah ia lontarkan kepada para awak media. Ninoy mengaku akan melaporkan Iskandar ke polisi atas dugaan penyebaran berita bohong.

"Saya mohon Bapak Iskandar untuk mencabut, memberikan klarifikasi bahwa apa yang disampaikan tidak benar. Jika tidak dilakukan, saya sebagai orang yang mengalami pemukulan, saya akan melaporkan ke pihak kepolisian untuk penyebaran berita bohong," jelas Ninoy.

Sebelumnya, Pembina DKM Masjid Al Falah Iskandar membantah kabar yang menyebut Al Falah digunakan untuk menyekap relawan Jokowi, Ninoy Karundeng. Kabar penyekapan itu disebut terjadi saat demonstrasi rusuh pada 30 September lalu.

"Tidak ada penyekapan. Dokter ada di dalam, paramedis di dalam, korban sebagian di dalam, termasuk si Ninoy," kata Iskandar saat ditemui di Masjid Al Falaah, Rabu (9/10).

Menurut Iskandar, pada saat gas air mata ditembakan oleh petugas, para pendemo menyelamatkan diri ke Masjid Al Falah yang paling dekat dengan kegiatan massa pedemo. Masyarakat yang tergerak untuk membantu para korban pun menjadikan tempat ibadah tersebut menjadi posko pengobatan bagi korban-korban dari gas air mata.

"Ada sekitar 30 korban di dalam, Ninoy juga termasuk di dalamnya," kata Fauzan yang merupakan salah satu jamaah aktif di masjid yang terletak dekat DPR RI itu.

Fauzan mengatakan, masyarakat dan massa di masjid tidak tahu identitas Ninoy Karundeng pada saat dievakuasi setelah dipukuli massa di luar masjid. "Setau saya itu bukan disekap, kalaupun dipulangkan pagi hanya untuk menjaga situasi," kata Iskandar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement