Kamis 10 Oct 2019 20:37 WIB

Hiswana Migas: Kecil Kemungkinan Kebakaran Cawang karena Gas

kebakaran di Kampung Dalam Cawang, Kramat Jati menghanguskan puluhan rumah.

Warga beraktivitas di rumah mereka yang hangus terbakar pascakebarakan di Kampung Dalam, Cawang, Kramat Jati, Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warga beraktivitas di rumah mereka yang hangus terbakar pascakebarakan di Kampung Dalam, Cawang, Kramat Jati, Jakarta, Kamis (10/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DKI Jakarta menilai kecil kemungkinan kebakaran di Kampung Dalam Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Rabu (9/10), akibat kebocoran regulator gas. Kebakaran tersebut menghanguskan puluhan rumah.

"Terlalu cepat Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur menyimpulkan kebakaran akibat kebocoran selang regulator gas," kata Petugas Bidang Elpiji Hiswana Migas DKI Jakarta, Herry Susanto di Jakarta, Kamis (10/10).

Baca Juga

Pernyataan tersebut, kata dia, telah menarik perhatian PT Pertamina untuk mengevaluasi kembali kegiatan sosialisasi keamanan elpiji yang saat ini sedang intensif digelar di berbagai daerah di Indonesia. Pertamina telah meminta Hiswana Migas DKI Jakarta untuk melakukan penelusuran di lokasi kebakaran terkait fakta pemicu kebakaran yang membuat 240 warga di RT04 dan RT05 Kampung Dalam Cawang mengungsi akibat kehilangan rumah tinggal.

Menurut Herry tidak ada kesaksian warga terkait kebocoran regulator tabung gas di lokasi kebakaran. "Suara ledakan yang katanya dari tabung gas, sebenarnya berasal dari mushola yang sudah lebih dulu terbakar. Saat warga menyiram air, kompornya meledak," katanya.

Selain itu, Kampung Dalam Cawang yang tergolong hunian padat bangunan, masih memiliki banyak ventilasi di setiap rumah penduduk. "Biasanya warga akan mencium bau gas kalau udaranya tidak ada lubang ventilasi. Kalau ada ventilasi gas bocor akan hilang dengan sendirinya terbawa udara. Gas ini kan adanya di bawah, sepanas apapun tabung gas tidak akan pecah," katanya.

Pernyataan itu juga diperkuat dengan fakta di lapangan bahwa tidak ada tabung gas yang meledak. "Kecil kemungkinan ini kebocoran regulasi tabung gas. Kesaksian warga lebih mengarah ke korsleting arus listrik dari rumah di RT04 nomor 2," katanya.

Herry menambahkan sejak 2017 kasus kebakaran di wilayah Jakarta yang dipicu kebocoran tabung gas relatif menurun berkat kegiatan sosialisasi yang masif digelar di tataran rumah tangga. "Kejadian ledakan kompor gas sudah menurun sejak 2017. Sudah sangat jarang kejadian itu Kebanyakan rumah di DKI dapurnya kurang ventilasi, tapi sekarang pengguna sudah mulai paham," katanya.

Pernyataan terkait dugaan pemicu kebakaran akibat korsleting listrik juga dibenarkan oleh salah satu warga RT04 Nomor 56, Sahat Patorangan Purba. "Rumah di sebelah saya ini sudah bau tiner cat sejak jam 16.30 WIB, bahkan sesekali saya mencium bau kabel terbakar. Tapi saya belum sadar itu kebakaran," katanya.

Menjelang azan maghrib, asap dari lantai dua rumah tetangganya yang berjarak 1 meter mulai turun dan menyebar ke dalam ruang tamu rumah Sahat."Memang di lantai dua rumah itu ada bohlam 5 watt yang menyala terus menerus, jarang dimatikan. Saya juga sudah konfirmasi ke pemilik rumah, kemungkinan dari korsleting listrik di lantai dua," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement