Kamis 10 Oct 2019 18:47 WIB

Paspampres: Pengamanan Presiden Selalu Berisiko Tinggi

Komandan Paspampres pastikan timnya selalu siaga.

Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) melakukan demonstrasi pengamanan VVIP saat apel gelar pasukan Satgas Pengamanan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Tahun 2019 di Mako Paspampres, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Personel Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) melakukan demonstrasi pengamanan VVIP saat apel gelar pasukan Satgas Pengamanan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Tahun 2019 di Mako Paspampres, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menyatakan pengamanan VVIP kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) selalu dalam status high risk atau berisiko tinggi.

"Kita standar sudah high risk. Kalau kita nggak tahu kondisinya bagaimana, harusnya bisa diantisipasi," kata Komandan Paspampres Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dihubungi di Jakarta, Kamis (10/10).

Baca Juga

Terkait insiden penusukan kepada Menko Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Maruli menanggapi timnya selalu siaga melalui prosedur operasi standar. Dia menjelaskan saat pejabat VVIP turun dari kendaraan, kondisi keamanan dipastikan aman.

"Tidak ada. Kami sudah siaga dan mudah-mudahan tak terjadi ya," kata Maruli terkait penambahan pengamanan kepada Presiden Jokowi.

Sebelumnya, Wiranto ditusuk oleh terduga teroris di Alun-Alun Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten. Saat ini, Wiranto dirawat di Paviliun Kartika, RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta dan menjalani operasi bedah.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, salah satu pelaku penusukan terhadap Wiranto bernama SA alias Abu Rara diduga terpapar paham radikal. Afiliasi pelaku dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Indonesia masih didalami. Dari hasil keterangan sementara, motif pelaku yang terpapar paham radikal akan menyerang pejabat publik yang melakukan penegakan hukum terhadap kelompok itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement