Kamis 10 Oct 2019 18:46 WIB

BIN Sudah Prediksi JAD Beraksi Jelang Pelantikan Presiden

Kepala BIN Budi Gunawan menyebut penyerang Wiranto terkait jaringan JAD.

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan saat memberikan penjelasan kepada wartawan di depan Gedung Paviliun Kartika Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), Jalan Abdul Rachman Saleh, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).
Foto: Republika/Haura Hafizhah
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan saat memberikan penjelasan kepada wartawan di depan Gedung Paviliun Kartika Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), Jalan Abdul Rachman Saleh, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan menduga pelaku penyerangan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto terkait dengan lima orang yang ditangkap membawa bom di Bekasi, Jawa Barat beberapa hari lalu. Budi pun menyebut salah satu pelaku berinisial SA dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

"Ini ada kaitannya dengan lima yang kemarin ditangkap di Bekasi beberapa hari lalu. Yang merencanakan membom," ujar Budi Gunawan, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (10/10).

Baca Juga

Budi mengatakan, BIN sudah memprediksi bahwa menjelang pelantikan (presiden) memang ada rencana yang ingin dilakukan oleh JAD, khususnya JAD Bekasi. Budi melihat arah pergerakan pelaku yang kini menggunakan pisau untuk melakukan aksinya menjelang pelantikan presiden nanti. Namun, Budi belum berpikir JAD akan menggunakan bom.

Budi akan menginstruksikan jajarannya untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan adanya rencana susulan yang dilakukan JAD menjelang pelantikan presiden 20 Oktober 2019 nanti. "Kita akan terus pantau, khususnya pelaku ini. Dalam waktu bersamaan, satuan tugas gabungan dari BIN dan Densus 88 sedang mengembangkan untuk mengambil yang lainnya," kata Budi.

Di tempat yang sama, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo belum berpikir akan meningkatkan pengamanan menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden nanti. "Belum, kami belum berpikir ke arah sana," ujar Tjahjo.

Hal itu, karena Tjahjo meyakini kepolisian akan menumpas semua jaringan yang terkait dengan pelaku itu. "Saya yakin polisi akan mengungkap dengan detail. Karena memang dia tergabung dalam jaringan. Dan sangat terencana sekali," ujar Tjahjo.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo mengatakan Densus 88 Antiteror masih menyelidiki ada tidaknya keterkaitan dua pelaku penusukan terhadap Wiranto dengan jaringan teroris tertentu. Pasalnya dua pelaku berinisial SA dan FA diduga terpengaruh paham radikalisme ISIS. Keduanya kini masih diperiksa penyidik Polres Pandeglang, Polda Banten dan Densus 88.

"Masih didalami apakah pelaku terhubung dengan jaringan JAD (Jamaah Ansharut Daulah) Cirebon atau JAD Sumatera," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.

Insiden penusukan terjadi saat Wiranto mendatangi acara di Universitas Mathla'ul Anwar (Unma), Jalan Raya Pandeglang, Kamis, untuk memberikan kuliah umum di hadapan para mahasiswa. Usai acara, Wiranto dan rombongan hendak meninggalkan Lapangan Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Namun, saat Wiranto tengah menyalami warga seraya hendak menuju kendaraan, ia ditusuk pelaku. Akibat peristiwa itu, Wiranto mengalami luka di bagian perut. Kapolsek Menes Kompol Dariyanto yang berada berdekatan dengan Wiranto juga terkena tusukan yakni pada punggungnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement