REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Banten, Kombes Polisi Edy Sumardi, mengatakan penyerangan kepada Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto dilakukan dengan cara menyabet menggunakan pisau. Akibatnya, Wiranto terluka gores di perut bagian kiri.
Menurut Edy, serangan terjadi sekitar pukul 11.30 WIB di Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kabupaten Pandeglang, Banten. Penyerangan terjadi usai Wiranto meresmikan bangunan sekolah.
"Pada saat Pak Wiranto sedang menuju ke helikopter, beliau turun dari kendaraan setelah kegiatan. Jadi beliau menyambangi tokoh masyarakat, ulama dan masyarakat yang ada di situ untuk bersalaman dan berfoto-foto, " ujar Edy saat dihubungi Republika, Kamis (10/10).
Menko Polhukam Wiranto dilarikan menuju rumahsakit setelag ditusuk orang tak dikenal di Pandeglan, Kamis (10/10)
Tidak lama kemudian, lanjut dia, ada dua orang diduga suami istri, berada di sekitar lokasi. Keduanya berada tepat di belakang pasukan pengamanan. "Jadi kedua pelaku ini mendekati ya, berpura-pura bersalaman. Dan melakukan upaya penganiayaan terhadap Pak Wiranto. Nah saat itu dilakukan upaya pengadangan oleh ajudan beliau dan Kapolsek Menes," ungkap Edy.
Akibatnya, Kapolsek Menes menderita luka karena menepis ayunan pisau yang digunakan pelaku untuk menyerang. Pelaku, kata Edy juga sempat mengayunkan pisau ke Kapolsek.
"Lalu Bapak Kapolsek yang terkena (sabetan pisau) di pundak belakang atas. Sedangkan salah satu warga, yang juga tokoh masyarakat yakni Pak Haji Fuad pun kena sayatan, di dada kanan dan kiri. Dan satunya lagi ajudan Pak Danrem terluka," jelas Edy.
Sementara itu, Wiranto sendiri sempat menghindar dengan cara menepis sabetan pelaku tetapi tetap tergores pisau sedikit di perut sebelah kiri. "Pak Wiranto tergores saja. Tapi beliau dalam keadaan stabil, sehat dan dalam kondisi yang sudah bisa pulih, sadar dan dibawa ke RSPAD Jakarta," tambah Edy.