Kamis 10 Oct 2019 15:35 WIB

Pengamat: Lebih Baik Gerindra Teguh Bersikap Oposisi

Narasi yang dibangun Gerindra sejak awal sudah berbeda dengan Jokowi.

Suasana pertemuan Jokowi dan Prabowo pascapilpres di stasiun MRT, Jakarta
Foto: BPMI
Suasana pertemuan Jokowi dan Prabowo pascapilpres di stasiun MRT, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menyarankan sebaiknya partai politik Gerindra tetap teguh menjadi oposisi. Keputusan itu lebih baik daripada bergabung dengan pemerintahan dan meminta jatah menteri.

"Belakangan Gerindra berusaha memasukkan kadernya jadi menteri, hal itu memunculkan pertanyaan publik mengenai etika politik parpol itu," kata Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam di Jakarta, Kamis (10/10).

Baca Juga

Gerindra dari awal, kata dia, sudah menjadi oposisi. Selain itu, narasi yang disampaikan tidak pernah menunjukkan sikap profesional dalam memahami dan mencermati setiap kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo pada periode pertama.

Parpol yang dipimpin Prabowo Subianto itu dari dulu sudah memunculkan narasinya negatif atau hitam putih terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi. Oleh karena itu menurut dia, seharusnya Gerindra berpikir ulang apakah pantas atau layak saat ini meminta kursi menteri kalau melihat rekam jejak mereka sebelumnya?

"Sebab itu, menurut saya partai Gerindra sebaiknya fokus saja, istiqamah dan konsisten pada garis oposisi, karena memang dari awal posisi mereka memang seperti itu," ucapnya.

Langkah Gerindra merapat ke pemerintahan itu juga menunjukkan tingginya oportunisme di tubuh partai tersebut.

Sebelumnya, Gerindra disebut meminta setidaknya tiga posisi menteri dalam kabinet yang akan dibangun Presiden Jokowi pada kepempimpinan periode keduanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono, mengatakan posisi menteri tersebut merupakan hal yang wajar karena Gerindra diajak bergabung dalam pemerintahan Jokowi periode 2019-2024. "Ya kita minta dong menteri dan beberapa kepala badan, namanya kita membangun negara," ujar Arief Poyuono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement