Rabu 09 Oct 2019 22:44 WIB

Genjot Kunjungan Wisata Jabar Gunakan ''Siraru''

Program Siraru dapat diakses masyarakat melalui ponsel pintar yang diunduh.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berfoto di sela-sela kunjungan kerja meninjau pariwisata Jatiluhur di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (19/6/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berfoto di sela-sela kunjungan kerja meninjau pariwisata Jatiluhur di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (19/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Provinsi Jawa Barat memiliki 1.924 destinasi wisata dengan karakteristik yang berbeda-beda. Menurut Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik, untuk menggenjot angka kunjungan wisatawan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwista dan Kebudayaan (Disparbud) sudah memiliki formula melalui pendekatan digital.

Dedi menjelaskan, pihaknya kini memiliki Sistem Pariwisata Terpadu (Siraru) yang dapat mengitegrasikan pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten kota dan stakeholder penyedia jasa wisata. "Siraru ini adalah dalam rangka meningkatkan kunjungan wisata," ujar Dedi kepada wartawan, Rabu (9/10).

Baca Juga

Program Siraru ini, kata dia, dapat diakses masyarakat melalui ponsel pintar yang dapat diunduh melalui Playstore. Isinya berkaitan dengan informasi dari mulai kuliner, hotel, juga transportasi yang dapat digunakan menuju lokasi tempat wisata.

"Siraru ini akan kita launching bersamaan dengan West Java Festival bulan November nanti," katanya.

Dedi memastikan, beragam data lokasi pariwisata pada program Siraru terus diperbaharui secara bertahap. Untuk itu, ia menggandeng berbagai elemen, baik dari asosiasi hotel, travel, pelaku kuliner dan lain-lain.

"Kemudian domain yang berkaitan dengan pengisian (informasi) dan lain sebagainya itu akan diisi oleh BJB," katanya.

Menurut Dedi, ada empat kuadran dalam sistem tersebut. Yakni, ada intelegent tourisem servisis, ada nanti walking space, pasar digital dan ada MPD atau Mobile Posision Data.

Bersamaan dengan soft launching Siraru, pihaknya pun melaksanakan Focus Grup Discusion (FGD) yang melibatkan pihak terkait. Di mana pada kegiatan ini dihadiri pula oleh Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), BJB, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Organda, Kepala Disparbud kupaten/kota dan OPD terkait.

"Kemudian FGD ini dengan Bappeda tentang perencanaan dan penganggaran.  Jadi kita kolaborasikan semuanya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement