Rabu 09 Oct 2019 14:00 WIB

Warga Trauma Akibat Hujan Batu Raksasa

Warga masih takut akan ada lagi batu besar jatuh karena aktivitas pertambangan

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Hujan batu di Purwakarta
Foto: dok dpkpb kab purwakarta
Hujan batu di Purwakarta

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Abung (41) tidak akan melupakan kejadian Selasa (8/10) siang kemarin. Warga Kampung Cihandeuleum RT 09 RW 05 Desa Sukamulya, Kabupaten Purwakarta ini siang itu hendak mandi di rumahnya yang terletak di bukit tempat operasional penambangan perusahaan tambang batu.

Tak terbayangkan bongkahan batu berjatuhan dari atas bukit tepat di depan matanya. Abung awalnya mendengar suara ledakan dengan gemuruh besar. Sesaat hendak mandi, ia keluar rumah dan melihat batu-batu besar jatuh dari atas bukit. Tak lagi terpikir memakai baju layak, Abung lari tunggang langgang menyelamatkan diri.

“Saat batu jatuh, saya cuma pakai handuk selamatkan diri,” kata Abung ditemui di lokasi jatuhnya batu, Rabu (9/10).

Pria yang berprofesi sebagai tukang tambal ban itu bercerita kejadian terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Aktivitas ledakan batu memang hampir setiap hari terjadi. Tapi baru kali ini kejadian bongkahan batu besar menghujani pemukiman. Tak tanggung-tanggung bongkahan batu hingga setinggi lebih dari lima meter menimpa rumah warga.

Pascakejadian kemarin, ia dan warga masih trauma. Warga masih takut akan ada lagi batu besar jatuh karena aktivitas pertambangan PT Mandiri Sejahtera Sentra (MSS).

“Saya di sini sudah sejak 1994. Baru kali ini kejadian seperti ini. Trauma sudah pasti kita masih takut kayak gini lagi,” ujarnya.

photo
Batu raksasa menimpa pemukiman warga di Purwakarta, Jawa Barat (dok dpkpb kab purwakarta)

Pemilik rumah yang rusak berat, Dodi (37) juga tidak menyangka rumah yang ditinggalinya bersama istri selama delapan tahun bisa tertimpa batu. Tak tanggung-tanggung bongkahan batu setinggi lebih dari lima meter menimpa rumahnya. Alhasil setengah dari rumahnya rata dengan tanah.

Dodi yang saat itu berada di luar rumah melihat langsung batu-batu besar berjatuhan dari atas bukti yang berada di depan rumahnya. Dodi lantas lari bersama warga lainnya menyelamatkan diri. Beruntung istrinya yang berada di dalam rumah masih sempat lari menyelamatkan diri sebelum bongkahan batu itu menimpa rumahnya.

Ia menyayangkan adanya kejadian seperti ini. Padahal seharusnya perusahaan sudah bisa mengantisipasi dengan membuat pemukiman lebih aman dari dampak peledakan batu. Bukan hanya menuntut ganti rugi materi, saat ini juga dikatakannya yang dibutuhkan warga adalah pemulihan dari trauma mendalam.

“Kalau ukuran materi bisa dihitung dengan angka tapi kalau ukuran mental kami yang ketakutan bahkan ada yang masih terus nangis, jadi harapan kami perusahaan bisa memenuhi tuntutan pemulihan trauma dengan memberikan rasa aman,” tuturnya.

Pantauan Republika di lokasi, bongkahan batu berukuran mulai satu meter hingga lima meter berserakan di bawah bukit yang menjadi lokasi penambangan PT MSS. Jalan yang menjadi akses utama warga sekitar juga amblas akibat tertimpa batu. Tampak di bukit juga masih terdapat bongkahan batu-batu besar yang rawan berjatuhan.

Berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta terdapat tujuh bangunan yang rusak tertimpa batu. Dua di antaranya rusak parah dan satu sekolah rusak ringan. Rumah-rumah warga sekitar juga banyak yang retak-retak akibat aktivitas tambang selama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement