REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Dewan Ulama Thariqah Internasional yang merupakan organisasi yang berisikan para ulama dari berbagai negara turut membantu para korban tragedi Wamena. Hari ini, Dewan Ulama Thariqah Internasional menyerahkan bantuan sebesar Rp 2,5 miliar korban tragedi Wamena yang merupakan perantau asal Sumatera Barat.
Dewan Pembina organisasi Dewan Ulama Thariqah Internasional, Syekh Maulana Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani mengatakan pihaknya memercayakan penyaluran bantuan ini kepada Forum Sumbar Bersatu.
"Rp2,5 miliar hari ini kita serahkan, ini berbentuk fisik perbaikan. Forum Sumbar Bersatu kita tunjuk sebagai pelaksana di lapangan dalam pengelolaan bantuan ini," kata Maulana, Senin (10/9).
Dana Rp 2,5 miliar ini akan ditujukan buat renovasi dan perbaikan kios-kios usaha perantau Minang di Wamena yang hancur dan rusak pascakerusuhan di Wamena dua pekan lalu.
Maulana mengatakan selain bantuan Rp 2,5 miliar buat warga Sumbar ini, Dewan Ulama Thariqah Internasional juga menyiapkan bantuan buat korban kemanusiaan di Wamena secara keseluruhan. Pihaknya kata Maulana akan mendonasikan Rp 50 miliar buat modal usaha bagi seluruh korban Wamena. Dana Rp 50 miliar ini nantinya kata Maulana akan diserahkan langsung oleh Dewan Ulama Thariqah Internasional.
Awal berdiri Dewan Ulama Thariqah Internasional adalah dari pertemuan ulama Thariqah se Sumbar beberapa tahun silam. Kemudian forum itu berkembang ke level Sumatera, ASEAN hingga sekarang seluruh dunia.
Mereka menjadi Dewan Ulama Thariqah Internasional sejak 2018 dan berpusat di Istanbul Turki. Beberapa yang tergabung dalam Dewan Ulama Thariqah Internasional ialah ulama dari Maroko, Aljazair, Jerman, Prancis, Sudan, Mesir, Amerika Serikat dan lain-lain.
Sementara Ketua Forum Sumbar Bersatu Mahyusil Rahmat mengatakan akan segera memverifikasi data warga Minang yang masih bertahan di Wamena atau Papua dan yang sudah kembali ke Sumbar. Mahyusil mengatakan akan mengutamakan bantuan buat warga Minang yang masih bertahan di Wamena. Karena ia menilai warga yang sudah pulang ke Sumbar telah menerima bantuan dari saudara yang lain.
"Kita bentuk tim khusus agar tidak salah sasaran dan tumpang tindih. Kami berikan langsung dengan mekanisme yang sedang disiapkan," ucap Mahyusil.