Senin 07 Oct 2019 16:21 WIB

Membaca Gerakan Tuntaskan Reformasi

Gelombang besar gerakan mahasiswa adalah gelombang kesadaran demokrasi kita dikorupsi

M Atiatul Muqtadir, Presiden Mahasiswa BEM KM UGM, Koordinator Isu Hukum, HAM, dan Korupsi BEM Seluruh Indonesia
Foto:
M Atiatul Muqtadir, Presiden Mahasiswa BEM KM UGM, Koordinator Isu Hukum, HAM, dan Korupsi BEM Seluruh Indonesia

Kontrol atas ruang publik

Ruang publik yang terjadi hari ini, dapat dibaca melalui konsepsi elasticity of reality yang diperkenalkan Baum & Potter bahwa realitas itu diperebutkan oleh dua tenaga yang berbeda, yakni sentrifugal dan sentripetal. Sentrifugal merupakan kondisi di mana para elite politik akan dengan mudah membingkai kejadian atau fakta yang ada sehingga menguntungkan bagi mereka melalui fragmentasi masyarakat, polarisasi partisan, dan penyelewengan informasi. Dengan adanya faktor tersebut di tengah masyarakat, kebenaran akan apa yang sebenarnya terjadi akan diketahui masyarakat.

Dalam konteks hari ini, penggiringan opini melalui buzzer media, operasi senyap penyusunan RUU, dan pembatasan internet dalam beberapa kejadian merupakan contoh praktik elite politik yang membajak ruang publik dan mendominasi suatu realitas. Sedangkan sentripetal adalah gerakan-gerakan publik yang mengerahkan dukungan secara bottom-up untuk mengawasi elite politik.

Gerakan ini bisa berbentuk advokasi kepentingan publik dengan mengungkap fakta di lapangan, pengawalan isu, membuat petisi daring, hingga mencegah fragmentasi dengan menganalisis kejadian dalam berbagai perspektif dari sumber tepercaya.

Apa yang dilakukan gerakan mahasiswa hari ini dapat dikatakan bentuk penguatan tenaga sentripetal untuk menekan tingkat elasticity of reality dalam ruang publik.

Gelombang besar gerakan mahasiswa hari ini adalah gelombang kesadaran bahwa demokrasi kita dikorupsi dan ruang publik dibajak sedemikian rupa. Dalam bahasa lain, besarnya jumlah massa dan titik aksi merupakan bentuk the growth of critical citizen.

Sebuah kondisi masyarakat yang memiliki komitmen dan ekspektasi tinggi pada demokrasi, yang sadar bahwa pemerintahan yang berjalan belum sepenuhnya sesuai cita-cita demokrasi, dan memiliki kehendak untuk mengubah kondisi yang ada. Secara substansi, membaca gerakan hari ini sebatas penolakan atau mendukung suatu RUU agaknya kurang tepat.

“Tuntaskan reformasi” merupakan agenda besar gerakan mahasiswa untuk merebut kembali ruang publik dari cengkeraman elite dan oligarki. Demokratisasi sejak reformasi, harus dituntaskan dan siapa pun yang mencoba mengorupsi agenda ini harus dilawan. Jika kembali pada pertanyaan di atas, secara jelas sudah terjawab, gerakan hari ini tidak berbicara tentang penggulingan satu atau dua aktor.

Gerakan ini murni memperjuangkan hak rakyat untuk dapat dilibatkan dalam proses formulasi kebijakan. Gerakan yang mengajak untuk kembali menata demokrasi kita agar bukan sebatas aktivitas formal dan prosedural, melainkan demokrasi yang substansial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement