Senin 07 Oct 2019 12:26 WIB

Indramayu Cetak Rekor Membantik 'Complongan' Tercepat

Indramayu memecahkan rekor membatik "complongan" sepanjang 100 selama 492 detik

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

INDRAMAYU, AYOBANDUNG.COM -- Pemerintah Kabupaten Indramayu memecahkan rekor membatik 'complongan' sepanjang 100 meter dengan durasi waktu tercepat yaitu 492 detik. Rekor ini dicatat oleh Original Rekor Indonesia (ORI).

"Dengan adanya rekor ini, membuktikan komitmen dan kerja sama untuk membangun Indramayu bisa dilakukan oleh siapapun dengan latar belakang profesinya," kata Wakil Bupati Indramayu Taufik Hidayat di Indramayu, Minggu (6/10/2019).

Taufik mengatakan batik dengan teknik 'complongan' ini hanya terdapat di Indramayu dan biasanya terdapat pada batik tulis halus menggunakan bahan kain primis. Seiring perkembangan zaman, batik cap pun dapat dicomplongi sehingga harganya bisa terjangkau.

Alat yang digunakan dalam membatik 'complongan' terbuat dari sejumlah jarum dengan ukuran mata jarum 15 hingga 25, yang disusun secara beraturan. Alat dijepit dua potong kayu berukuran 5 cm x 5 cm x 2 cm, dengan tali jagung sebagai pengikat.

"Membuat complongan pada kain batik butuh waktu dua hingga empat hari, bergantung dari kerumitan motif batiknya. Lubang-lubang halus itu akan menutup sendiri pada saat pewarnaan," ujarnya.

Taufik melanjutkan bahwa biiasanya warna bintik-bintik halus mengikuti warna yang paling gelap atau warna terakhir dalam pewarnaan. Namun hal itu sekarang bisa dilakukan hanya dalam waktu 492 detik untuk panjang 100 meter.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda Kabupaten Indramayu Nani Indriyani Supendi menjelaskan batik 'complongan' adalah salah satu teknik membatik dengan cara melubangi kain batik dengan deretan jarum membentuk pola tertentu yang menjadikan ciri khas batik tersebut.

"Kata 'complongan' berasal dari kata 'complong' dalam bahasa Indramayu yang berarti melubangi. Lubang dibuat dengan jarum diameter sekitar 0,5 milimeter. Teknik ini dilakukan sebelum kain diwarnai atau setelah kain di-tembok dengan lilin," katanya.

Namun lanjut Nani, tidak semua bagian kain dilubangi, hanya bagian tertentu yang telah di-tembok sesuai keinginan pembatiknya. Hasilnya berupa titik-titik kecil bak deretan semut yang mempercantik motif kain batik.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement